Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, melakukan sejumlah upaya untuk meminimalkan ketinggian air dalam menghadapi musim hujan tahun ini.

"Berbagai upaya penanggulangan kami lakukan untuk membuat tinggi banjir di setiap titik semakin menurun dan cepat surut," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Kota Bekasi, Yudianto, Senin.

Yudianto mengakui pihaknya belum dapat mengurangi 49 titik banjir di wilayah itu. "Pembangunan infrastruktur untuk pengendalian banjir belum tuntas," katanya.

Menurut dia, dibutuhkan dana yang cukup besar untuk membangun infrastruktur pengendali banjir di wilayah setempat sebab sebagian besar titik banjir merupakan bekas sawah atau rawa yang telah beralih fungsi menjadi permukiman penduduk.

"Infrastruktur lebih banyak pembangunan polder air dan normalisasi serta peningkatan kapasitas saluran," kata dia.

Baca juga: Banjir landa wilayah Rawalumbu Bekasi Timur
Baca juga: Warga kawasan wisata Hutan Bambu nyatakan telah bebas banjir


Ia mencontohkan banjir yang sering terjadi di Perumahan Pondok Hijau Permai (PHP) Rawalumbu sekarang paling tinggi sekitar 70 sentimeter padahal sebelumnya mencapai dua meter.

Menurut Yudianto, hal itu lantaran pemerintah daerah sudah melakukan normalisasi beberapa saluran hingga dibuatnya Polder Pengasinan.

"Dibuat crossing jalan tol dan Kalimalang juga berpengaruh terhadap banjir di Pengasinan," katanya.

Dia menambahkan, pemerintah tengah berupaya yang sama untuk titik-titik banjir di beberapa perumahan di wilayah Kecamatan Pondok Gede pada tahun ini.

Di sana pemerintah daerah tengah membangun crossing jalan tol dengan dana bantuan dari DKI Jakarta sebesar Rp16 miliar.

"Ini salah satu penanganan banjir di daerah perbatasan dekat DKI Jakarta," ungkapnya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Arief Maulana mengatakan selain saluran di bawah jalan tol, pemerintah tengah membangun dua polder air di Bantargebang dan Bekasi Barat.

"Fungsinya sebagai pengganti rumah air yang hilang akibat pembangunan," kata Arief.

 

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019