Pemanfaatan fasilitas yang ada di balai. Itu poinnya
Tangerang (ANTARA) - Anak usaha Merpati Nusantara Airlines untuk perawatan pesawat, Merpati Maintenance Facility menjalin kerja sama dengan Balai Teknik Penerbangan untuk penyediaan fasilitas peralatan.

Kepala Balai Teknik Penerbangan, Fellyus Noor dalam pemaparannya di Tangerang, Rabu, mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan kerja sama fasilitas bersama dengan Merpati Maintenance Facility (MMF) selama empat bulan lalu.

Fellyus mengatakan kerja sama antara keduanya akan memberikan kemampuan MMF dalam pelayanan mengembangkan berbagai peralatan yang lebih lengkap.

"Ya MMF, pemanfaatan pelayanan yang ada di balai. Kita memiliki barang-barang banyak ini," katanya.

Baca juga: Merpati Nusantara Airline akan buat pergerakan di 2019

Dia mencontohkan nantinya semua peralatan yang dibutuhkan dapat dimanfaatkan secara berkala sesuai dengan kebutuhan MMF.

"Pemanfaatan fasilitas yang ada di balai. Itu poinnya. Nanti macam-macamnya ada, dia bisa pinjam alat kita tapi alat kita enggak bisa dibawa ke sana dengan dia makai. Harus dengan orangnya. Enggak boleh bawa alatnya aja harus orang sini yang menggunakan walaupun dia mampu," jelasnya.

Namun, Fellyus enggan memberikan komentar saat ditanyai soal apakah dengan kerja sama ini memberikan sinyal Merpati akan terbang kembali. Ia bilang kerja sama ini hanya persoalan bisnis MMF saja.

"Itu enggak tau saya. Dia MMF kan core bisnis lain bisa saja siapapun kerja sama. Kebanyakan alat telekomunikasi navigasi," katanya.

Saat ini, Balai Teknik Penerbangan telah melakukan kerja sama bersama Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. Rentang kerja sama antara satu hingga lima tahun.

Baca juga: Merpati akan beroperasi tahun 2019

Fellyus mengatakan pihaknya juga telah melakukan perjanjian kerja sama dengan sejumlah BUMN dan swasta, di antaranya PT Aerotek Indonesia, BP3 Curug, PT Angkasa Pura I, Perum LPPNPI, PT Starcom, PT Nindya Karya, PT PP, ATKP Surabaya, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, PT Brantas Abipraya, PT Waskita Hutama, PT Amka, PT Inovasi Digital Elektronik dan PT Bumi Indah.

“Kerja sama yang terjadi adalah pelayanan pemanfaatan fasilitas, misalnya Airnav ada barangnya yang rusak, dia kirim barang ke kita untuk diperbaiki, begitupun misalnya Nindya untuk pelapisan landasan harus memenuhi kriteria. Jadi kita diminta bukan mendatangi,” katanya.

Fellyus juga mengharapkan tiga konsep baru di Balai Teknik Penerbangan, yakni agar semua peralatan terutama prasarana yang masuk ke bandara harus melalui pengujian Balai Teknik Penerbangan.

Kedua, peralatan yang sudah lulus uji tersebut saat akan dipasang dipastikan kembali kelaikannya.

Ketiga, peralatan yang sudah dipasang dan dipakai harus dites kembali apakah kondisinya masih normal atau sudah semestinya diganti.

“Contoh ponsel ini kan pasti melalui uji Kominfo, untuk truk juga melalui uji SRUT, peralatan penerbangan ini belum ada,” ujarnya.

Dia berharap ketiga konsep usulan tersebut bisa segera terealisasi untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan.

Baca juga: Hakim kabulkan proposal perdamaian Merpati Nusantara Airlines

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019