Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang mempertimbangkan penundaan parade perayaan seusai upacara penobatan resmi Kaisar Naruhito pekan depan, mengingat kerugian yang diakibatkan Badai Hagibis, menurut lembaga penyiar nasional NHK, Kamis.

Acara lain yang terkait dengan penobatan 22 Oktober masih berjalan sesuai rencana, tambahnya.

Sedikitnya 77 orang meninggal akibat badai tersebut, yang menerjang sebagian Jepang dengan hujan lebat dan angin kencang pekan lalu sehingga menyebabkan tanah longsor dan banjir yang meluas akibat luapan air sungai.

Sementara itu, sepuluh orang dinyatakan hilang dan 346 orang lainnya terluka.

Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menunda parade tersebut sehingga bisa lebih fokus menangani kondisi pascabencana badai, yang menyebabkan 1.600 rumah hancur sebagian atau hancur total di seluruh wilayah, lapor NHK.

Belum ada pengumuman resmi dari pemerintah.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Kamis, mengunjungi prefektur Fukushima dan Miyagi, yang menderita kerusakan paling parah akibat Tsunami 11 Maret 2011.

Fukushima menyaksikan jumlah korban tewas terbanyak akibat badai pekan lalu, yakni sedikitnya 28 korban tewas hingga Kamis.

Kaisar Naruhito akan mendeklarasikan penobatannya kepada dunia pada upacara yang bakal dihadiri oleh sekitar 2.500 undangan, termasuk kepala negara dan pejabat tinggi lainnya dari hampir 200 negara.

Naruhito, 59, naik takhta pada Mei lalu setelah sang ayah Akihito, menjadi raja pertama yang menyerahkan takhta dalam kurun dua abad.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kehidupan Kaisar Jepang mendatang diwarnai terobosan tradisi
Baca juga: Kaisar Jepang gemakan sikap ayahnya, sampaikan penyesalan mendalam
Baca juga: Kaisar baru Jepang janji berikan yang terbaik bagi rakyat
Baca juga: Kaisar Jepang Akihito turun tahta setelah tiga dekade berkuasa

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2019