Perbedaannya adalah pada cara mereka mencurahkan kasih sayang di mana Rosmaida yang berasal dari Padang adalah orang yang tutur bicaranya spontan dan terus terang.
"Kalau orang Minang selalu blak blakan apa adanya, kalau orang Jawa pakai metafora... saya harus mempelajari cara spontanitas," ujar Ratna di konferensi pers "Love For Sale 2", Jakarta, Kamis.
Ada salah satu dialog Rosmaida yang rasanya sulit terlontar dari bibir Ratna dalam kehidupan nyata. Dialog itu muncul di sebuah adegan yang memantik tawa penonton karena Rosmaida bicara tanpa tedeng aling aling kepada putranya di hadapan sang pacar.
"Saat bilang 'jangan berzina', kayaknya berat banget buat orang Jawa ngomong begitu," ucap aktris teater itu.
Untuk mendalami karakter Rosmaida, Ratna mempelajari bahasa Minang agar tampak luwes saat berbicara. Untungnya, proses mempelajari logat dan bahasa ini lebih mudah karena tokohnya digambarkan tinggal lama di Jakarta sehingga logatnya tak terlalu kental.
Menurut aktris 67 tahun ini, cerita yang disuguhkan "Love For Sale 2" cocok untuk semua kalangan, baik mereka yang sudah atau belum berkeluarga. Banyak hal yang bisa dipetik, kata Ratna, bahwa ada macam-macam persoalan yang akan dihadapi oleh manusia dalam hidupnya.
"Bisa jadi cermin buat kita ketika menonton film ini," kata dia.
"Love For Sale 2" mengisahkan kelanjutan dari sosok misterius Arini Kusuma (Della Dartyan) yang pernah masuk dan mewarnai hidup Richard (Gading Marten).
Kini, Arini berubah jadi Arini Chaniago untuk klien baru bernama Indra "Ican" Tauhid Sikumbang (Adipati Dolken), pria Minang yang bosan didesak untuk segera berkeluarga oleh ibunya.
Kehadiran Arini Chaniago mewarnai kehidupan Rosmaida (Ratna Riantiarno) yang sudah lama mengidam-idamkan sosok menantu ideal seperti Arini.
Film yang disutradarai Andibachtiar Yusuf ini dibintangi juga oleh Ariyo Wahab, Putri Ayudya, Bastian Steel, Taskya Namya, Yayu Unru, Egi Fedly dan Revaldo.
Baca juga: Gading Marten jadi kejutan di konser Sheila On 7
Baca juga: Ratna Riantiarno tularkan "virus" cinta teater
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019
