Jakarta (ANTARA) - Pebalap tim Repsol Honda Marc Marquez mengakui Grand Prix Jepang merupakan salah satu balapan terberat dan paling menuntut hingga dirinya hampir kehabisan bahan bakar sebelum finis pertama di Twin Ring Motegi, Minggu.

Dari luar Marquez tampak tak mendapatkan perlawanan di balapan seri ke-16 musim ini setelah start dari pole position, memimpin sepanjang lomba, hingga mengalahkan rival-rivalnya.

Setelah finis, motor Marquez kehabisan bahan bakar di trek dan mendapati dirinya didorong oleh Hafizh Syahrin dari tim KTM Tech 3 menuju parc ferme.

Baca juga: Marquez juarai GP Jepang, Honda raih gelar konstruktor
 

Pemilihan ban menjadi kendala para pebalap saat itu di mana cuaca ketika balapan lebih cerah dari pada sesi Jumat dan Sabtu, yang sempat diguyur hujan.

Namun Marquez, dengan menggunakan medium slick untuk ban depan dan belakangnya, mampu menjaga tingkat keausan ban hingga finis terdepan, 0,870 detik di depan Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT).

"Tidak mudah, aku menekan sejak awal karena start yang bersih. Saat itu aku mencoba untuk menjaga jarak dari awal karena aku merasa sangat kuat di sesi pemanasan," kata Marquez seperti dilansir laman resmi MotoGP.

Marquez pun mempersembahkan gelar juara konstruktor kepada Honda, mengalahkan pabrikan rival, Ducati dengan selisih 86 poin.

Baca juga: Hasil Grand Prix Jepang

Marquez sempat memimpin hingga dua detik di depan Quartararo, namun pebalap rookie itu dan Andrea Dovizioso (Ducati) mulai memperkecil jarak jelang akhir lomba.

"Aku mulai mencoba-coba tombol karena kalian bisa lihat di tingkat bahan bakar dan sebagainya aku mencapai batasnya, ini salah satu sirkuit paling buruk untuk itu. Kemudian aku mengatur permainan dan sedikit menekan dan ketika aku unggul dua detik aku kembali bermain tombol," kata Marquez

"Balapan ini tidak mudah karena kalian harus memikirkan banyak hal yang ada di motor tapi aku mampu melaju dengan baik dan finis hingga batas akhir," kata Marquez yang kini menyamai rekor Mick Doohan sebagai pebalap dengan kemenangan terbanyak di kelas premier, yaitu 54 kali.


Selanjutnya: strategi pemilihan ban

Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019