Perkuat sekolah kejuruan bidang kelautan dan perikanan
Jakarta (ANTARA) - Menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober, pemerintah diminta dapat memperbanyak politeknik kejuruan perikanan agar semakin banyak generasi muda yang ingin memasuki dan memajukan sektor perikanan nasional.

"Perkuat sekolah kejuruan bidang kelautan dan perikanan," kata pengamat perikanan, Abdul Halim, kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, dengan semakin banyaknya sekolah kejuruan yang berfokus di bidang kelautan dan perikanan maka akan mengubah paradigma bagi para pemuda.

Selain itu, ujar dia, hal tersebut juga akan memperbanyak perspektif yang diarahkan untuk menumbuhkan jiwa dan semangat kewirausahaan sejak usia dini.

Sebagaimana diwartakan, Susi Pudjiastuti menginginkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bisa membangun hingga sebanyak 10 politeknik per tahun karena itu merupakan target pribadinya yang ternyata tidak bisa dicapai pada periode tahun 2014-2019.

"Dulu saya menginginkan membangun 10 politeknik per tahun, tetapi yang mampu dikerjakan hanya tujuh politeknik per lima tahun," kata Susi di Jakarta, Rabu (23/10).

Menurut dia, dengan pengalaman yang dimiliki Edhy Prabowo terutama dengan pengalaman jam kerjanya yang panjang di Komisi IV DPR RI, diyakini target 10 politeknik setiap tahunnya pasti bisa dicapai.

Sebelumnya, KKP mendorong lembaga pendidikan di bidang kelautan dan perikanan agar dapat melahirkan wirausaha perikanan yang dapat membantu membantu mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Salah satu tantangan bagi lembaga pendidikan tidak lagi seberapa banyak lulusan lembaga pendidikan di dunia kerja bidang kelautan dan perikanan tetapi berapa yang menjadi wirausaha di bidang kelautan dan perikanan," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja dalam acara pelantikan sejumlah pimpinan lembaga pendidikan tinggi di lingkup BRSDM di Jakarta, Senin (23/9).

Sjarief Widjaja menyampaikan kepada para pejabat yang baru dilantik bahwa tantangan di dunia pendidikan tidak mudah, apalagi pendidikan vokasi dengan sistem asrama.

Hal itu, ujar dia, karena selain dituntut meningkatkan kompetensi peserta didik juga mendapat amanah dari orang tua/wali untuk menjaga anak-anak mereka 24 jam.

Dalam menghadapi persaingan global, lanjut Sjarief, setiap insan pendidikan harus memiliki kreativitas, inovasi, dan kecepatan.

Sedangkan cara-cara lama yang tidak kompetitif, masih menurut dia, juga harus ditinggalkan, dan diubah dengan mengadopsi cara baru yang lebih baik dengan terobosan dan lompatan.

Lebih lanjut dikatakan bahwa BRSDM memerlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila, yang toleran, yang berakhlak mulia, yang terus belajar, bekerja keras, dan berdedikasi.

Baca juga: Susi Pudjiastuti ingin politeknik kelautan wujudkan Industri 4.0
Baca juga: Pengamat: Kiprah alumnus politeknik perikanan perlu lebih ditonjolkan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019