di mana saja santri berada diharapkan dapat menerapkan zero waste
Mataram (ANTARA) - Sebanyak 2.500 santri di Lombok, Nusa Tenggara Barat menggaungkan gerakan bebas sampah dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2019 yang dilakukan melalui kirab santri se-Pulau Lombok bertajuk "Santri Zero Waste" di Kota Mataram, Rabu.

Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah, mengaku optimis santri dapat menjadi garda terdepan menjalankan program bebas sampah atau zero waste.

"Hari ini dapat dijadikan momen untuk mulai menerapkan prinsip zero waste di setiap pondok pesantren di NTB," kata Wagub.

Menurut Rohmi, selama ini para santri dan warga pondok pesantren sudah terkenal sangat mudah untuk menggerakkan hal-hal yang positif. Sehingga nantinya pondok pesantren tak hanya mampu menggerakkan zero waste tetapi juga mampu menjalankan zero cost.

Baca juga: 1.500 santri di NTB meriahkan Hari Santri Nasional


"Sampah organik dari pondok pesantren diharapkan Ummi Rohmi dapat diolah menjadi pakan ternak dan pupuk. Sehingga pondok pesantren bisa berternak dan bertani dengan biaya yang sangat rendah," jelasnya.

Program NTB Asri, lestari, dan bebas sampah (zero waste) yang dicanangkan Pemerintah Provinsi NTB, kini mendapat sambutan dan dukungan kuat dari berbagai elemen masyarakat, ujarnya.

Para Santri dari Pondok Pesantren yang jumlahnya lebih dari 549 ponpes di seluruh pelosok NTB, mulai bergerak bersama mengampanyekan dan ikut aktif mengelola sampah menjadi berkah.

 Kirab santri mengambil start di Lapangan Islamic Centre (IC) Hubbul Whatan NTB di Mataram, kemudian berjalan menyusuri Jalan Langko  menuju Jalan Pendidikan sepanjang 2 Km dan kembali ke IC dengan membawa poster dan menyerukan ajakan untuk menyukseskan program NTB zero waste.

Baca juga: Kementerian LHK akan canangkan gerakan pemilihan sampah di Mataram


Para santri itu membawa spanduk antara lain bertulis "Selamatkan bumiku dari sampah, santri sejati memanfaatkan sampahnya," atau tulisan lainnya seperti "lingkungan sehat, maka jiwa sehat", dan lain-lain.

Seorang pengajar di Ponpes Lentera Hati, Akrab, mengatakan pesantrennya telah bekerja dengan Bank Sampah di Kota Mataram, dimana para santrinya diberikan tanggung jawab memiliki  botol plastik sendiri yang harus diisikan sampah plastik (ecobrick).

"Nantinya diberikan reward bagi santri yang membuat ecobrick terbanyak," jelas Akrab.

Ketua panitia kirab, Amri Amin berharap para santri yang mengikuti kirab ini akan semakin termotivasi untuk menggerakkan program zero waste di lingkungannya.

"Tak hanya di pondok atau di rumah, tapi di mana saja mereka berada mereka diharapkan dapat menerapkan zero waste," katanya.


Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Santri kontribusi atasi kemiskinan dan pengangguran

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019