Pendidikan karakter sangat penting karena melengkapi dimensi akademis
Jakarta (ANTARA) - Pengamat pendidikan Doni Koesoema A mengingatkan soal pendidikan karakter terkait kisruh di SMA Kolese Gonzaga, Jakarta Selatan.

"Pendidikan karakter sangat penting karena melengkapi dimensi akademis," kata Doni dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, ramai diberitakan mengenai orang tua murid SMA Gonzaga menggugat ke pengadilan karena anaknya tidak naik kelas. Di antara yang digugat adalah kepala sekolah dan guru SMA Kolese hingga Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Doni mengatakan bukan proses pendidikan yang baik jika orientasinya anak pintar tapi tanpa tata krama dan jahat.

Baca juga: Pakar: Persepsi keliru orang tua soal zonasi perlu diluruskan

Dalam proses pendidikan itu, kata dia, tidak hanya soal anak menjadi pintar tetapi memiliki budi pekerti yang baik.

"Karakter terkait penanaman nilai-nilai kebaikan dalam hidup. Maka ini lebih penting daripada sekadar menjadi pintar," katanya.

Atas dasar itu, dia prihatin mengenai gugatan terhadap SMA Kolese Gonzaga lantaran peserta didiknya tinggal kelas karena persoalan akademik dan nonakademik.

Pendidikan karakter, kata Doni, merupakan penilaian dari sisi nonakademik yang saling melengkapi dengan aspek akademik. Penilaian nonakademik sendiri dapat diukur dari standardisasi norma yang diterapkan oleh pihak sekolah.

Sementara itu, Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter Peserta Didik Disdik DKI Jakarta Taga Radja Gah mengatakan siswa SMA Gonzaga bukan hanya karena akademik tapi juga nonakademik terkait karakternya.

"Siswa ini satu mata pelajaran tidak tuntas, yaitu sejarah. Peminatan nilainya 68. KKM-nya 75. Nah kemudian ternyata jauh sebelumnya memang laporannya ada kasus tidak disiplin," katanya.

Baca juga: Pakar: Kurikulum SMK harus dibuat lebih fleksibel

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019