Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Pemkab Tulungagung, Jawa Timur berencana merelokasi ratusan pedagang yang menjadi korban kebakaran Pasar Ngunut ke area pasar hewan yang berlokasi sekitar 500 meter.

Penegasan itu disampaikan Bupati Tulungagung Maryoto Birowo usai meninjau kondisi Pasar Ngunut yang terbakar, Sabtu.

"Untuk sementara waktu para pedagang akan direlokasi ke penampungan sementara. Kemungkinan jika tidak di jalan sekitar pasar, bisa juga ke pasar Hewan Ngunut yang lokasinya tak jauh dari sini," kata Bupati Maryoto saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu.

Ia mengatakan, relokasi dilakukan dengan dibuatkan kios darurat untuk melakukan aktifitas dagangnya, sembari pembangunan pasar selesai.

Selain itu, lanjut Maryoto, Pemkab Tulungagung juga akan merekomendasikan para pedagang untuk mendapatkan kemudahan saat mengajukan modal di perbankan.

Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung Imroatul Mufidah, saat dikonfirmasi awak media, menanggapi kondisi pasar Ngunut yang saat ini lumpuh total dampak kebakaran.

"Sudah kami rapatkan dan petunjuk Pak Bupati, pasar (Ngunut) akan dialihkan ke lokasi penampungan sementara di pasar hewan," kata Imroatul menjelaskan.

Tidak dijelaskan kapan relokasi mulai dilakukan. Imroatul mengatakan, proses relokasi akan diawali dengan persiapan lahan dan pembangunan kios-kios darurat/sementara dengan jumlah sama dengan kios dan los pasar untuk 500 pemegang hak guna bangunan di pasar Ngunut.

"Kami upayakan secepatnya," ujarnya.

Kondisi Pasar Ngunut saat ini lumpuh total. Pasar tradisional yang biasanya ramai aktivitas jual-beli saat pagi-siang hingga sore itu kini porak poranda. Puing reruntuhan berserak menjadi tontotan warga.

Sementara banyak pedagang sibuk mengais barang dagangan dan harta bendanya di dalam kios/bekas lapak miliknya yang sudah hangus terbakar.

Mereka mengaku pasrah. Soal kapan berjualan lagi, mereka menunggu kebijakan pemerintah daerah menyiapkan penampungan pasar sementara, sembari menunggu pembangunan kembali Pasar Ngunut dilakukan.

"Belum tahu kapan. Tapi kalau memang tempatnya sudah ada, sudah siap, kami tentu akan secepatnya berjualan lagi," kata Dwi Razaq.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (tengah) didampingi Sekdaprov Heru Tjahjono (kedua kiri) dan Bupati Tulungagung maryoto Birowo (kedua kanan) saat meninjau pasar Ngunut yang terbakar di Ngunut, Tulungagung, Sabtu (9/11/2019) dini hari. (Antara Jatim/Destyan Handri Sujarwoko)



Rencana Pembangunan Kembali

Pasar tradisional Ngunut sebenarnya sudah masuk rencana pembangunan kembali, sebagaimana pengajuan Pemkab Tulungagung ke pemerintah pusat.

Rencananya, pasar yang memiliki ukuran dua pertiga lapangan sepak bola ini akan direvitalisasi. Namun wacana itu rupanya beberapa kali ditolak pedagang, dengan alasan beban biaya sewa dan biaya pembangunan yang akan ditanggung pasca bangunan baru selesai dibangun.

"Memang pedagang tidak mau karena kalau dibangun ulang, nanti kami kena biaya sewa. Itu berat," kata Dwi Razaq membenarkan.

Namun setelah pasar Ngunut terbakar, kini mereka pasrah. Pembangunan kembali atau revitalisasi menjadi opsi terbaik.

Hal itu juga disampaikan Bupati Tulungagung Maryoto Birowo yang mengatakan pembangunan pasar Ngunut dengan konsep pasar modern direncanakan mulai dilakukan pada Agustus 2020.

Dana pembangunan selain mengandalkan program revitalisasi pasar tradisional dari pemerintah pusat, dipastikan juga dibiayai menggunakan APBD Provinsi Jatim.

Hal itu sebagaimana disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyatakan anggaran untuk pembangunan kembali Pasar Ngunut akan dibantu oleh Pemprov Jatim melalui mekanisme bantuan keuangan (BK).

"Nanti bisa mekanisme BK, sharingnya bisa 50 persen atau lebih," ujar Khofifah Hal saat meninjau pasar Ngunut yang terbakar pada Sabtu (9/11/19) dini hari.

Namun, lanjut dia, pembangunan baru bisa dilakukan pada akhir tahun 2020.

Pasalnya untuk saat ini RAPBD sudah di bahas, sehingga untuk pembangunan akan dianggarkan pada Perubahan APBD.

"Sekitar bulan Agustus, menunggu PAPBD," tuturnya. (*)





 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019