Kandungan zinc 34,51 ppm bisa digunakan sebagai salah satu upaya mengatasi kekerdilan atau stunting.
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta melakukan demo plot padi varietas Inpari IR Nutri Zinc pada lahan seluas 4.000 meter persegi di Kalibawang.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Senin, mengatakan Inpari IR Nutri Zinc merupakan varietas padi baru yang mempunyai kandungan zinc 34,51 ppm.

"Kandungan zinc 34,51 ppm bisa digunakan sebagai salah satu upaya mengatasi kekerdilan atau stunting," kata Aris.

Ia mengatakan Bappeda Kulon Progo dan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo serius menangani pengentasan desa stunting.

Baca juga: Menko PMK minta Nasyiatul Aisyiyah berperan aktif atasi stunting

Oleh karena itu, BPTP Yogyakarta sebagai lembaga riset Kementan memberikan dukungan teknologi budi daya padi Inpari IR Nutri Zinc yang beras hasil panennya mempunyai kandungan zinc 34,51 ppm, nyata lebih tinggi dibandingkan kandungan zinc beras pada umumnya.

Aris mengatakan tanaman padi Inpari IR Nutri Zinc ditanam pada lahan demplot BPP Kalibawang dan dikawal ketat oleh Peneliti BPTP Yogyakarta. Sistem tanam yang digunakan adalah Jajar Legowo 2:1, tanaman dipupuk organik dua ton per hektare, dipupuk Ponska 300 kg/hektare, dan dipupuk urea 200 kg/hektare.

"Saat ini, tanaman berumur 45 hari dan berperforma bagus," katanya.

Untuk mengantisipasi gangguan hama tikus sawah, dilakukan pemasangan linear trap barrier Ssstem (LTBS) sebagai salah satu teknologi pengendalian hama tikus sawah.

Produktivitas padi Inpari IR Nutri Zinc ini diharapkan dapat optimal sesuai potensi hasilnya 9,98 ton/hektare.

Baca juga: Kementan-BPS sepakat tuntaskan data padi seragam 100 hari

Kepala Bidang Tanaman Pangan Kulon Progo Tri Hidayatun mengatakan dari hasil panen nanti akan djkembangkan ke gabungan kelompot tani yang menyuplai beras untuk bantuan pangan non-tunai (BPNT).

"Selanjutnya hasil panen bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan didistribusikan ke kepala keluarga (KK) yang ada ibu hamil atau balita yang rentan tumbuh kerdil," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019