Kita dimundurkan sekitar tiga meter dari lintasan kereta
Jakarta (ANTARA) -
Sedikitnya 80 pedagang pisang di Jalan Raya Pisangan Lama, Pulogadung, Jakarta Timur berharap direlokasi, menyusul rencana perluasan area untuk jalur kereta.
 
"Saat ini ada sekitar 80-an pedagang pisang yang sudah menerima surat peringatan pertama pembongkaran lapak karena mau ada perluasan double-double track (DDT)," kata Ketua paguyuban pedagang pisang, Yus Rustandi, di Jakarta, Minggu siang.
 
Para pedagang saat ini resah dengan rencana pembongkaran paksa kios tanpa adanya kepastian bagi mereka untuk melanjutkan usaha.
 
Sejak beberapa tahun terakhir, populasi pedagang pisang di wilayah setempat terus berkurang imbas proyek pembangunan DDT oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Baca juga: Omzet pedagang daun pisang meningkat
 
Pada 2016, sebagian pedagang hengkang dari lapaknya setelah KAI memperluas jalur kereta di dekat Depo Cipinang.
 
"Kita dimundurkan sekitar tiga meter dari lintasan kereta. Sekarang yang sisa tinggal 80-an pedagang," katanya.
 
Kini, mereka kembali diminta mengosongkan lapak yang dibangun semi permanen setelah PT KAI berniat menjadikan area pedagang sebagai lintasan kereta DDT.
 
"Dalam surat peringatan pertama yang datang Senin (18/11), seharusnya hari ini sudah dikosongkan, tapi kan ada SP2, tiga hari dari sekarang," katanya.
 
Dalam SP1 itu disebutkan pemerintah menyediakan lapak berdagang di Pasar Klender, namun ditolak.

Baca juga: Dishub Jaktim pasang sepuluh CCTV awasi jalan umum hingga jalur sepeda
 
Alasannya lokasi Pasar Klender tidak strategis. Pedagang meminta dipindah menuju lahan di dekat depo kereta Cipinang.
 
"Tapi di dekat Depo Cipinang belum diizinkan sampai sekarang," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019