Bogota (ANTARA News) - Delapan prajurit Kolombia terbunuh Rabu dalam serangan ranjau darat pemberontak, salah satu jumlah kematian terbesar yang diderita pasukan keamanan tahun ini dalam perang mereka melawan gerilyawan yang menjalankan bisnis narkoba, kata militer. Kelompok Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) mengalami serangkaian kemunduran militer tahun ini karena tekanan dari pasukan keamanan yang didukung AS. Namun, kelompok pemberontak yang telah berusia 44 tahun itu masih menguasai sejumlah daerah pedesaan. Prajurit-prajurit itu tewas dalam ledakan ketika sedang berpatroli di provinsi kawasan pantai Pasifik, Narino, dimana FARC dan para mantan anggota milisi paramiliter sayap kanan memproduksi dan mengekspor kokain ke wilayah AS. Ratusan orang Kolombia tewas atau kehilangan anggota tubuh mereka setiap tahun akibat ledakan ranjau darat yang dipasang untuk melindungi daerah perkebunan koka, tanaman yang digunakan untuk membuat obat bius, dan kamp-kamp dimana gerilyawan menahan orang-orang yang mereka culik. Kekerasan di daerah perkotaan dan di jalan raya berhenti di bawah kepemimpinan Presiden Alvaro Uribe, sekutu paling kuat AS di Amerika Selatan. Namun, kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan, semakin banyak petani dan keluarga mereka terusir dari rumah-rumah mereka akibat kekerasan yang berkaitan dengan kokain, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008