Yogyakarta (ANTARA) - Pawai Budaya Nitilaku UGM 2019 diikuti ribuan peserta dengan kostum eneka tokoh pewayangan, pejuang, dan adat Nusantara yang berjalan kaki, mulai dari kawasan Pagelaran Keraton Yogyakarta hingga Kampus UGM, Minggu pagi.

Sekitar pukul 06.41 WIB pawai budaya bertajuk "Menggugah Warisan-Bersama Kebangsaan dan Berbudaya" itu dilepas oleh Gubernur Jateng sekaligus Ketum PP Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo, Rektor UGM Panut Mulyono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Ketua Dewan Guru Besar UGM Prof Koentjoro.

"(Tahun ini) relatif sebenarnya sama, kalau tahun lalu lebih ke 'uniform' perjuangan. Hari ini lebih komplit, ada yang pakaian seragam perjuangan, baju adat, dan ada yang pakai wayang," kata Ganjar.



Ganjar yang memakai kostum wayang itu mengatakan dalam rangkaian kegiatan tahunan itu juga banyak melibatkan alumni UGM yang tergabung dalam komunitas, mulai dari tari, gamelan hingga keris yang akan menggelar atraksi di titik finish di Kampus UGM.

"Tapi yang berikutnya saya belum tahu, dulu panitia kasih kejutan, tahun ini kasih kejutan apa lagi saya belum tahu," katanya sembari berjalan di baris depan rombongan.

Baca juga: Pawai Nitilaku UGM 2019 akan dimeriahkan kostumwayang dan pejuang

Sejumlah tokoh yang juga alumni UGM seperti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD hingga Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana juga tampak bergabung dalam barisan pawai.
Para peserta berkostum tokoh pewayangan, pejuang, dan adat Nusantara menyemarakkan Pawai Budaya Nitilaku UGM 2019 di Yogyakarta, Minggu. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)


Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan kegiatan "nitilaku" atau napak tilas dengan berjalan kaki dari Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan puncak kegiatan Dies Natalis ke-70 atau Lustrum XIV UGM.

Baca juga: Ribuan alumni UGM mengikuti "Nitilaku"

Nitilaku, kata dia, memiliki tujuan utama untuk mengenang berdirinya universitas negeri tertua di Indonesia itu.

"Nitilaku semacam ini untuk mengingatkan kembali keberadaan UGM yang berawal dari Pagelaran Keraton Yogyakarta. Awal berdirinya UGM dengan mempersatukan beberapa perguruan tinggi swasta kuliahnya di Pagelaran," kata dia.

Warga dan wisatawan di sisi kanan kiri jalan yang dilalui tampak antusias menyaksikan pawai yang diikuti barisan Prajurit Bregada Keraton Yogyakarta itu.
Para peserta berkostum tokoh pewayangan, pejuang, dan adat Nusantara menyemarakkan Pawai Budaya Nitilaku UGM 2019 di Yogyakarta, Minggu. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)

Selain pawai budaya, kegiatan Nitilaku juga diisi dengan panggung hiburan rakyat di sepanjang boulevard UGM, panggung kesenian di area Balairung, serta festival kuliner Nusantara oleh fakultas-fakultas yang ada di UGM.

Baca juga: Munas XIII KAGAMA lahirkan 13 rekomendasi strategis

Panggung kesenian yang menjadi salah satu hiburan utama akan diisi oleh Speed Painting, KBS Nitirupa yang melakukan pameran lukisan dimana ditujukan untuk lelang sebagai dana beasiswa, Tari Wira Pertiwi, The Dean Band, Elek Yo Band dan Didi Kempot.
Baca juga: Ganjar Pranowo kembali terpilih sebagai Ketua Umum Kagama

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019