Jakarta (ANTARA News) - PT Indonesia Epson Industry (IEI) akan membangun laboratorium pengujian elektro magnetik (Electro Magnetic Compability/EMC) printer dengan nilai investasi 2,5 juta dolar AS. General Manager PT IEI untuk Management Support Division, Daniel L Tobing, di Cikarang Selasa mengatakan, EMC merupakan standar yang harus dipenuhi jika Epson ingin ekspor printer ke AS dan Eropa. Dengan dibangunnya EMC, Epson tidak lagi harus ke Jepang atau negara lain untuk menguji produk printernya dan bisa menghemat 2000 hingga 3000 dolar AS per produk untuk setiap pengujian. Asisten General Manager Production Control Epson, Tri Sonny Parentafossa, menyebut, fasilitas pengujian seluas 250 meter persegi tersebut memang dibangun untuk mengetes produk yang akan dikembangkan di pabrik Epson di Indonesia. Presiden Direktur IEI, Tokihiro Okubo, mengatakan, perusahaannya sangat memperhatikan kualitas produk, biaya produksi, dan pengiriman produk. Mulai tahun 2009 perushaannya akan lebih memfokuskan diri pada pengembangan desain. Dengan produksi maksimal satu juta unit per bulan IEI menjadi tumpuan. Bahkan pasar Jepang sangat bergantung pada hasil produksi dari Indonesia. "Stabilitas negara (Indonesia) sangat diperlukan karena Indonesia menjadi pusat pengembangan produk Epson," ujar dia. Sementara itu, Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan, dengan nilai produksi mencapai satu miliar AS dolar per tahun, IEI menjadi salah satu industri elektronik terbesar di Indonesia. "Pengembangan EMC ini bisa membuat produk lebih baik dan mungkin bisa membuka kesempatan kerja baru," ujar dia. Dia berharap IEI dapat mengikuti kebijakan pemerintah terkait dengan peningkatan penggunaan bahan baku lokal. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008