Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pembiayaan otomotif, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) meneken perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi (syndicated loan) senilai 300 juta dolar AS (sekira Rp4,1 triliun).

Pinjaman itu diberikan investor asing yang berasal dari Singapura, Taiwan dan Jepang. Fasilitas berjumlah 300 juta dolar AS menanggung tenor tiga tahun dengan tingkat bunga yang kompetitif.

Dalam proses penerbitan pinjaman sindikasi ini, Adira Finance menunjuk MUFG Bank, Ltd.; ANZ Bank Ltd.; DBS Bank Ltd.; Maybank Ltd.; dan United Overseas Bank Limited, sebagai mandated lead arrangers dan bookrunners.

Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli dalam keterangannya pada Selasa menjelaskan bahwa fasilitas sindikasi itu akan digunakan guna menyokong bisnis pembiayaan di Indonesia demi mencapai pertumbuhan pembiayaan untuk tahun ini

"Dengan dukungan pemeringkat credit Internasional yaitu dari Moody’s dan Fitch, dimana kami memperoleh peringkat Baa2 dan BBB (investment grade) yang merupakan rating yang sama dengan Indonesia, kami berharap akan memperkuat posisi pasar dan tingkat kepercayaan di komunitas keuangan, sehingga kami berkesempatan untuk terus berupaya memperoleh sumber pendanaan kompetitif,” jelas Hafid Hadeli.

Baca juga: Zurich akuisisi 80 persen kepemilikan asuransi Adira

Baca juga: Adira Finance bidik pertumbuhan pembiayaan hingga 10 persen


Adira Finance melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui pinjaman sindikasi berbentuk mata uang asing. Kepercayaan investor kepada Adira Finance juga ditunjukkan melalui penerbitan pinjaman yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 3 kali dari rencana awal.

Seperti tahun-tahun sebelumnya sejak penerbitan pinjaman sindikasi yang pertama, perusahaan akan melakukan lindung nilai penuh (fully-hedged) ke dalam mata uang rupiah untuk memitigasi risiko mata uang (currency risk) dan suku bunga (interest rate risk).

“Fasilitas pinjaman dalam mata uang asing memberikan kontribusi sebesar 30,4 persen atas total pendanaan sendiri perusahaan yang mencapai Rp22,9 triliun pada Desember 2019," kata Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Perusahaan.

"Sekitar 21 persen dari pendanaan sendiri merupakan pinjaman dari bank lokal dan 48 persen berasal dari pendanaan dari pasar modal berupa obligasi dan sukuk mudharabah. Dengan keseluruhan total pinjaman tersebut, gearing ratio berada di level 2,8 kali pada FY2019,” tutup I Dewa Made Susila.

Baca juga: Berapa lama penyelesaian klaim banjir dari asuransi Adira?

Baca juga: Industri otomotif belum pulih, Adira kebagian dampaknya

Baca juga: Adira Finance hadirkan program "Harcilnas"

 
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020