Lebak (ANTARA) - arga korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendukung pembangunan tempat relokasi pengungsi yang akan dilaksanakan pemerintah untuk mencegah jatuhnya korban jika terjadi bencana alam.

"Pada prinsipnya semua warga korban banjir bandang dan longsor mendukung pembangunan relokasi," kata Uhartini (40) warga Cigobang Desa Banjarsari Kecamatan Lebak Gedong di Lebak, Selasa.

Masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak mendukung pembangunan relokasi ke tempat yang aman dari ancaman bencana alam.

Mereka berharap lokasi pembangunan relokasi itu tidak jauh dengan pemukiman sebelumnya. Sebab, profesi masyarakat korban bencana banjir bandang dan longsor itu petani.

"Jika lokasinya itu tidak jauh dengan pemukiman sebelumnya maka bisa mengembangkan budi daya pertanian tanpa biaya angkutan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, masyarakat di Kecamatan Lebak Gedong menjadi korban terparah, bahkan ratusan kepala keluarga Kampung Cinyiru dan Cigobang Desa Banjarsari tinggal di posko pengungsian.

Baca juga: Korban banjir di Lebak terima santunan dari Kemensos

Baca juga: 300 personil polisi jaga keamanan korban banjir bandang Lebak

Baca juga: Anak-anak terdampak banjir di Lebak terima bantuan seragam sekolah


Kebanyakan warga tinggal di Posko Pengungsian Dodiklatpur Ciuyah Kecamatan Sajira, karena rumah mereka rusak berat hingga hanyut diterjang luapan Sungai Ciberang.

"Kami berharap pembangunan relokasi tetap tidak berjauhan dengan pemukiman sebelumnya itu," ujar Uhartini yang rumahnya hanyut diterjang banjir.

Begitu juga warga Cigobang Kecamatan Lebak Gedong, Ecin dan Lilis mengatakan dirinya bersama warga mendukung pembangunan relokasi bagi warga korban banjir bandang dan longsor.

Warga enggan kembali tinggal di Kampung Cigoban sebab rawan bencana longsor .

"Kami tidak berani kembali ke Kampung Cigobang karena khawatir longsor dari pegunungan," ujar Lilis sambil menyatakan kondisi rumahnya yang rusak berat akibat longsor.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan pemerintah daerah akan melaksanakan relokasi bagi warga yang tempat tinggal rusak berat maupun hanyut diterjang luapan Sungai Ciberang.

Penentuan tempat relokasi melibatkan Badan Geologi agar mereka tinggal di kawasan yang aman dari ancaman bencana alam.

Saat ini, jumlah rumah yang rusak akibat banjir bandang tercatat 1.649 Unit terdiri dari 1.110 unit rusak berat, rusak sedang 230 unit, dan rusak ringan 309 unit.

Warga yang terdampak bencana alam itu tersebar di enam kecamatan antara lain Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Maja, Curugbitung dan Cimarga.

"Kami menargetkan dalam waktu dekat bisa merealisasikan pembangunan relokasi bagi warga korban banjir bandang dan longsor agar mereka kembali hidup normal," katanya.*

Baca juga: Istri Menteri Sosial semangati pelajar terdampak banjir di Lebak

Baca juga: Kementerian PPPA pelatihan memasak di pengungsian korban banjir Lebak

Baca juga: Pengungsi Lebak berharap kembali miliki rumah

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020