Jakarta (ANTARA) - Sejumlah berita bidang humaniora menjadi perhatian masyarakat dalam tempo sepekan ini mulai dari pendiri sekaligus Pembina Komite Penyelamat Darurat Medis (MER-C) Joserizal Jurnalis yang tutup usia hingga kehebohan virus corona dari China.

Joserizal Jurnalis meninggal dunia pada Senin (20/1) pukul 00.38 WIB karena sakit jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat setelah dirawat selama 20 hari.

"Mohon dimaafkan segala kesalahan dan kekhilafan beliau. Terima kasih atas segala doa dan perhatian dari kerabat, teman, relasi, saudara-saudara seperjuangan selama beliau sakit hingga akhir hayatnya," kata Hubungan Masyarakat MER-C Rima melalui keterangan tertulis.

Jenazah Joserizal disemayamkan di Pendopo Silaturahim, Jalan Kalimanggis Raya, CIbubur, Bekasi dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur setelah dishalatkan di Masjid Silaturahim.

Baca juga: Duka mengiringi kepergian pejuang kemanusiaan Joserizal Jurnalis

Kapal pinisi yang ditumpangi sejumlah wartawan Istana yang meliput kegiatan Presiden Joko Widodo yang terbalik di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur juga menjadi salah satu berita yang menarik perhatian masyarakat.

Sebelum kejadian itu, wartawan meliput kegiatan Presiden Jokowi menaiki kapal pinisi untuk melihat langsung kesiapan kapal-kapal tersebut menyambut wisatawan.

Setelah Presiden Jokowi meninggalkan Labuan Bajo, sejumlah wartawan menaiki kapal pinisi untuk mengambil gambar dan informasi tambahan tentang kapal tersebut sebagai pelengkap berita.

"Jadi setelah Presiden take off ke Jakarta, wartawan ingin merasakan supaya benar-benar tahu naik kapal pinisi di Labuan Bajo seperti apa, agar bisa menceritakan dengan benar, sesuai pengalaman kondisi kapal pinisi seperti apa, kelengkapan kapal pinisi seperti apa, safety-nya seperti apa," kata pewarta ANTARA Desca Lidya Natalia yang ikut kapal yang terbalik itu.

Kapal diduga terbalik karena gelombang kencang yang menghantam. Enam wartawan yang ikut kapal tersebut selamat seluruhnya, tetapi mereka kehilangan sejumlah perlengkapan peliputan seperti kamera dan lain-lain yang tenggelam ke dasar laut.

Berita aktivitas kegempaan yang cukup intensif di zona sumber gempa Lempeng Laut Maluku dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi salah satu berita yang banyak dibaca masyarakat.

"Kawasan Laut Maluku sangat rawan gempa dan tsunami, maka sangat penting upaya memperkuat mitigasi guna meminimalkan dampak gempa bumi dan tsunami," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono.

Daryono mengatakan zona sumber gempa Lempeng Laut Maluku memiliki catatan sejarah gempa dan tsunami yang merusak seperti tsunami Banggai-Sangihe 1858, tsunami Bangga-Ternate 1859, gempa Kerna-Minahasa 1859 yang memicu tsunami setinggi atap rumah penduduk, tsunami Gorontalo 1871, tsunami Tahuna 1889, tsunami Talaud 1907, dan tsunami Salebabu 1936.

Fatwa haram Muhammadiyah terhadap rokok elektronik atau vape juga banyak menarik perhatian pembaca. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa tersebut, mempertegas fatwa haram rokok yang sudah dikeluarkan sebelumnya.

"Rokok elektronik hukumnya haram sebagaimana rokok konvensional karena termasuk perbuatan konsumsi yang khaba'is atau merusak atau membahayakan," kata anggota Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Wawan Gunawan Abdul Wachid dalam acara silaturahmi Muhammadiyah di Yogyakarta.

Wawan menjelaskan menghisap rokok elektronik mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan, bahkan perbuatan nunuh diri secara cepat atau lambat, yang dilarang menurut Al Quran Surah Al Baqarah ayat 195 dan Surah An Nisa' ayat 29.

Sementara itu, penyebaran virus corona dari China juga membuat masyarakat Indonesia khawatir. Apalagi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan belum ada obat yang bisa digunakan sebagai antivirusnya.

Kekhawatiran masyarakat Indonesia semakin menjadi karena beredar isu virus corona sudah masuk ke Indonesia, salah satunya ketika ada pegawai Huawei yang berkantor di Gedung BRI yang diberitakan sakit diduga terkena virus tersebut.

Pemberitaan pegawai Huawei sakit diduga terkena virus corona semakin meluas setelah ada pernyataan pejabat Bank BRI melalui siaran pers bahwa telah berkoordinasi untuk melakukan investigasi.

Pernyataan melalui siaran pers tersebut akhirnya ditegur oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto karena bukan kewenangan Bank BRI melainkan kewenangan Kementerian Kesehatan.

"Bukan kapasitasnya untuk mengemukakan hal virus dan sebagainya. Itu kapasitasnya Menkes," katanya.

Ketua Dewan Pertimbangan IDI Prof Zubairi Djoerban mengatakan serangan virus corona biasanya ditandai dengan beberapa hal, antara lain batuk, pilek, demam panas, sesak nafas, dan nyeri otot. Gejala tersebut muncul dua hari hingga 14 hari setelah terpapar.

Untuk mencegah penyebaran virus tersebut, Zubairi menyarankan masyarakat untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik atau menggunakan sanitizer alkohol.

Selain itu, hindari mengusap mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan; hindari kontak dengan pasien yang terduga terjangkit virus; tinggal di rumah apabila sakit; dan tutup mulut maupun hidung saat bersin. 

Baca juga: Menkes minta semua pihak bijak sebarkan informasi virus corona
 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020