program sosialisasi ini akan mengunjungi desa-desa
Pekanbaru (ANTARA) - Kejaksaan Negeri Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, meluncurkan program "Jaksa Peduli Satwa" yaitu program kolaborasi antara Kejaksaan Negeri Kuantan Singingi dan Yayasan WWF-Indonesia Sumatera Tengah.

Kepala Kejaksaan Negeri Kuansing, Hadiman SH., MH. dalam pernyataan pers kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa, mengatakan program "Jaksa Peduli Satwa" bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai upaya konservasi terhadap satwa di alam liar.

"Ke depannya, program sosialisasi ini akan mengunjungi desa-desa dan memberikan penyuluhan terkait penegakan hukum terhadap satwa liar dilindungi," ujarnya.

Baca juga: Balai konservasi siaga antisipasi ancaman buaya di Kotawaringin Timur

Ia menjelaskan kolaborasi Kejari Kuansing dan WWF-Indonesia berawal dari penanganan dua kasus satwa liar yang terjadi di tahun 2019, yaitu kematian seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) akibat jerat sling dan kasus perburuan satu rangkong Cula (Buceros rhinocerosI).

Program tersebut disambut dengan baik oleh Kejaksaan Tinggi Riau. Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, Dr. Mia Amiati, SH., MH berharap program tersebut bisa menempatkan jaksa sebagai ujung tombak dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan satwa yang langka seperti harimau dan gajah sumatera.

Ia mengakui begitu banyak peraturan-peraturan terkait lingkungan dan satwa liar yang belum dipahami oleh masyarakat luas.

"Sehingga program sosialisasi ini menjadi sangat diperlukan untuk mencegah perbuatan pidana yang dapat merugikan lingkungan dan masyarakat," kata Mia.

Sementara itu, Bupati Kuantan Singingi, Mursini juga menyambut baik program "Jaksa Peduli Satwa". Ia menyatakan pemerintah daerah berkomitmen kuat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya.

"Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi berkomitmen menjaga lingkungan dan kelestarian satwa dan menandatangani kerjasama dengan SMRB dan himbauan dan arahan untuk menjaga alam," kata Mursini. 

Baca juga: Bayi macan tutul selundupan mati di Kebun Binatang Kasang Kulim

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020