Kami tetap mengimbau agar jangan lagi mengembangkan hoaks-hoaks itu karena itu menyesatkan,
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pihaknya menemukan 102 hoaks atau berita bohong terkait penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.

"Saya mohon semua pihak tidak mengembangkan hoaks dan menghentikannya karena hal itu tidak baik, pemerintah memiliki kesiapsiagaan yang sangat tinggi terhadap wabah ini, termasuk agar corona tidak berjangkit di Indonesia," kata Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di gedung Bina Graha Jakarta, Senin.

Moeldoko menyampaikan berita hoaks mengenai corona itu seusai menghadiri rapat koordinasi "Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut Penanganan COVID-19" bersama Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi.

Mantan Panglima TNI itu pun mengatakan bahwa KSP menjadi pusat informasi seputar virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut.

"Kami dirikan COVID19 (di KSP) tujuannya, di antaranya untuk menanggapi hoaks itu agar masyarakat mendapat informasi sesungguhnya. Kalau tidak dikelola dengan baik informasi jadi liar," kata Moeldoko.

Moeldoko menjelaskan bahwa tujuan dari pusat informasi terpadu itu adalah agar dapat memberikan informasi yang sesungguhnya ke masyarakat.

"Kami tetap mengimbau agar jangan lagi mengembangkan hoaks-hoaks itu karena itu menyesatkan, seperti doktrinnya menkes tadi, rasionalitas dan efisiensi. Itu doktrin, kalau tidak ya nanti kita melakukan sesuatu yang tidak banyak berguna," ucap Moeldoko.

Baca juga: Penelitian temukan berita palsu membuat wabah penyakit bertambah buruk

Tercatat hingga Selasa (17/2) pagi, sudah ada 1.775 korban jiwa meninggal akibat COVID-19 atau virus corona jenis baru itu menurut Komisi Kesehatan Nasional China.

Jumlah total kasus yang dilaporkan sebanyak 70.548, dengan 10.844 di antaranya telah menjalani perawatan dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Lebih dari 94 persen kasus baru pada minggu berada di Provinsi Hubei, episentrum wabah virus corona.

Baca juga: Berita kepulangan WNI di Natuna hingga guru honorer belum punya NUPTK

Sebanyak 355 orang yang positif COVID-19 berada di sebuah kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang. Mereka sudah dipindahkan ke rumah-rumah sakit Jepang.

Kapal yang membawa 3.700 penumpang dan awak itu menjadi tempat dengan jumlah tertinggi orang di luar China yang terinfeksi COVID-19. Terdapat 78 warga negara Indonesia (WNI) di atas kapal tersebut dinyatakan negatif terinfeksi virus Corona.

Baca juga: Sepekan, dampak corona pada perekonomian sampai harga Pertamax turun

Sedangkan 237 WNI dan 1 orang WNA yang dievakuasi dari provinsi Hubei juga sudah dinyatakan lulus masa obeservasi COVID-19 selama 14 hari di Natuna, kepulauan Riau, sehingga telah dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah peserta observasi di Natuna mencapai 285 orang yang terdiri dari 237 WNI yang tinggal provinsi Hubei dan satu WNA yang merupakan suami dari seorang WNI, tim Aju dari KBRI Beijing berjumlah 5 orang, 42 orang kru penjemput yaitu kru pesawat Batik Air (18 orang), Kemenkes (3 orang), Kemenlu (3 orang), anggota tim kesehatan TNI (8 orang) dan tim pengamanan TNI (10 orang).

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020