Kondisi pasien tekanan darah 112/67, suhu badan 36 derajat celsius, GCS 456, detak nadi 86x/menit, RR 20x/menit, Px tidak sesak dan tidak pakai alat bantu pernafasan oksigen.
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Kondisi DS (41) pasien  asal Kecamatan Rejotangan, Tulungagung yang dinyatakan suspect atau terduga COVID-19 di RSUD dr. Iskak, Tulungagung, Jawa Timur berangsur mulai membaik.

Hal itu disampaikan Direktur RSUD dr. Iskak, dr. Supriyanto, Sp.B, FINACS, M.Kes, dalam konferensi pers di hadapan belasan awak media di Tulungagung, Rabu.

"Kondisi pasien saat ini sangat baik. Tinggal batuk-batuk dan ditempatkan di kamar isolasi, ruang Pulmonary RSUD dr Iskak," ucapnya.

Data klinis yang diperoleh dari sumber internal, pasien berlatar buruh migran asal Desa Sumberagung, Tulungagung itu stabil.

Tekanan darah 112/67, suhu badan 36 derajat celsius, GCS 456, detak nadi 86x/menit, RR 20x/menit, Px tidak sesak dan tidak pakai alat bantu pernafasan oksigen.
Baca juga: RSUD Tulungagung tangani pasien diduga terinfeksi COVID-19

DS masuk ke RSUD dr. Iskak sejak Selasa (3/3) sore sekitar pukul 15.15 WIB atas rujukan Puskesmas Rejotangan yang mendapati gejala flu disertai demam pada pasien yang berlatar buruh migran dan diketahui barusan pulang dari negara yang terpapar COVID-19.

"Kasus pasien ini sebenarnya hampir sama dengan pasien suspect COVID-19 asal Ngadiluwih, Kediri beberapa pekan lalu yabg ternyata hasil lab-nya negatif. Kami antisipasi dan perlakukan seolah benar-benar pasien COVID-19 sebagai standar penanganan internasional terhadap pasien yang memiliki riwayat perjalanan dari negara terpapar. Untuk jaga-jaga," kata dokter Pri, demikian ia akrab disapa.

DS sendiri mengaku sudah sempat mengalami demam dan gejala flu sejak diajak majikannya ke China pada 15-25 Februari lalu.

DS sempat diperiksa di China, namun hasilnya negatif COVID-19 sehingga dia dan majikannya bisa kembali ke Hongkong pada 25 Februari.
Baca juga: RSUD Tulungagung isolasi pasien diduga terinfeksi COVID-19

Namun sesampainya di Hongkong dia kembali mengalami gejala radang tenggorokan sehingga kembali di periksa di klinik kesehatan Hongkong, dan lagi-lagi hasilnya negatif.

Karena dinyatakan sehat, DS kemudian kembali ke Indonesia dan sampai di tanah kelahirannya di Rejotangan, Tulungagung pada 27 Februari.

Di rumah tinggalnya ini DS rupanya mengalami gejala radang tenggorokan dan flu lagi sehingga berobat ke Puskesmas Rejotangan.

"Dari puskesmas Rejotangan inilah, karena yang bersangkutan barusan datang dari negara terpapar sehingga langsung di rujuk ke RSUD dr. Iskak yang memilikoi standar penanganan kasus COVID-19," kata dr. Supriyanto.
Baca juga: Kepala LKBN ANTARA Biro Beijing jalani swakarantina di Tulungagung
Petugas medis dengan mengenakan APD lengkap melayani pasien suspesuspect COVId-19 di ruang isolasi RSUD dr. Iskak, Tulugagung, Rabu (4/3/2020). (Destyan Handri Sujarwoko)

Sementara DS mendapat penanganan laiknya pasien kasus corona, tim surveilance Dinas Kesehatan Tulungagung juga melakukan penyelidikan dan tracking ke orang-orang di lingkungan DS di Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan.

"Terhadap pasien kami sudah melakukan pengambilan sampel lendir melalui swap tenggorokan untuk selanjutnya dilakukan uji laboratorium di Balitbangkes, Kementerian Kesehatan RI di Jakarta. Hasilnya mungkin dalam 3-4 hari lagi bisa diketahui dan akan kami umumkan," kata dokter Pri.

Terkait rumor adanya kasus Corona di RSUD dr Iskak sebagaimana kembali beredar di media sosial, dokter Pri berpesan agar masyarakat tidak panik dan terbawa arus kehebohan yang berlebih.
Baca juga: Dinkes Tulungagung berlakukan status siaga virus corona

Dia tegaskan belum ada kasus spesifik COVID-19 ditangani tim medis RSUD dr. Iskak.

"Masyarakat sebaiknya jangan resah. Jangan percaya omongan dari mulut ke mulut. Jangan hiraukan kabar di medsos. Hidup normal seperti biasa. Yang penting jaga pola hidup sehat, biasakan cuci tangan dengan air yang mengalir, etika batuk yg benar, makan minum teratur. Jaga kesehatan," imbaunya.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak perlu melakukan 'panic buying' dengan membeli, bahkan memborong masker, belanja stok makanan dan sebagainya demi mengantisipasi mewabahnya corona di Indonesia pasca temuan kasus pertama COVID-19 di Depon, Jawa Barat.

"Yang sehat tidak perlulah beli masker. Biar ini digunakan bagi yang sakit sajam Sebab virus corona ini tidak bisa menular lewat udara, tapi lewat cipratan liur orang yang terjangkit COVID-19," katanya.
Baca juga: Kunjungan 33 pengurus Klenteng Tulungagung ke China terancam batal

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020