Piranti keras tersebut berupa kamera yang membaca setiap orang yang melintas sehingga kondisi tubuh mereka terlihat jelas di layar monitor.
Pekanbaru (ANTARA) - Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK) di Kota Pekanbaru, Riau, menyatakan alat pendeteksi suhu badan (therman scanner) dipasang di terminal kedatangan domestik sebagai bentuk antisipasi pencegahan penularan virus corona atau Covid-19.

“Untuk alat thermal scanner di SSK II sudah terpasang di terminal domestik,” kata GM Bandara SSK II, Yogi Prasetyo di Pekanbaru, Kamis.

Pemasangan alat tersebut bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pekanbaru. Sebelumnya, alat tersebut baru dipasang di terminal kedatangan penumpang internasional.

Piranti keras tersebut berupa kamera yang membaca setiap orang yang melintas sehingga kondisi tubuh mereka terlihat jelas di layar monitor.
Baca juga: Penumpang luar negeri ke Bandara Pekanbaru menurun akibat wabah corona
Baca juga: Angkasa Pura I tingkatkan upaya cegah sebaran Virus Corona di bandara

Dengan alat tersebut tidak menimbulkan antrean penumpang karena pendeteksian dilakukan secara otomatis.

Kepala KKP Pekanbaru, Sarifuddin menjelaskan bahwa bandara memang dilengkapi dengan alat thermal scanner, namun alat itu bukanlah untuk mendeteksi Covid-19. Peranti tersebut hanya untuk mendeteksi apabila ada suhu badan penumpang di atas normal.

“itu memantau suhu tubuh, itu salah satu gunanya. Kalau penumpang ada gejala (suhu) di atas 38 derajat, saat melewati thermal scan akan terdeteksi. Salah satu ciri Covid itu yaitu demam, tapi sekarang masyarakat sudah pandai, sebelum dia mau berangkat makan obat penurun panas biar jangan terdeteksi, itu pasti tidak terdeteksi kalau suhu tubuhnya 34-37 derajat, hanya 38 derajat yang terdeteksi,” katanya.

Upaya KKP untuk pencegahan lainnya adalah dengan memberikan Health Alert Card atau HAC untuk meningkatkan kewaspadaan. Pemberian HAC ini dilaksanakan di dalam pesawat dan diisi saat penerbangan sehingga nantinya penumpang tidak menumpuk di terminal internasional.
Baca juga: Kepala Bandara Raden Inten imbau masyarakat tidak panik hadapi corona

“Waktu dia datang itu tidak demam, tapi selama masa inkubasi, yaitu selama 14 hari pasti dia nanti akan demam, jadi indikasinya dengan kartu kuning ini (HAC,red), bila terjadi demam dimanapun daerahnya, dia wajib lapor, itu menunjukkan bahwa dia berasal dari negara terjangkit, dia datang dari luar negeri, setiap penumpang di bandara kami berikan penyuluhan apabila demam agar melapor ke fasilitas kesehatan terdekat baik itu rumah sakit, klinik maupun puskesmas,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga tidak hanya mengandalkan thermal scanner, petugas di sana juga memantau penumpang melalui gerak-geriknya,

“Kami lihat juga fisiknya sekarang di bandara, kalau memang dia tidak demam tapi dia sesak nafas atau batuk kami akan periksa, itu salah satu upaya di bandara, tapi untuk menentukan dia Covid-19 atau bukan kami tidak bisa menentukan, karena itu ada rumah sakit rujukan yang sudah ditentukan pemerintah,” ujarnya.
Baca juga: Bandara Juanda sediakan "hand sanitizer" untuk penumpang

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020