Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengharapkan dalam dua pekan ke depan ada tiga industri yang menghasilkan total 300 unit ventilator portabel yang dapat digunakan untuk penanganan COVID-19 di rumah sakit.

"Dalam waktu dua pekan ke depan kami harap ada tiga industri yang akan memproduksi masing-masing 100 unit. Jadi pada akhir April sudah ada 300 unit yangg akan disampaikan ke Gugus Tugas Penanganan COVID-19 untuk disebarkan ke rumah sakit rujukan, ataupun rumah sakit darurat yang memerlukan," kata Kepala BPPT Hammam Riza kepada ANTARA, Jakarta, Selasa.

Baca juga: BUMN siap beli ventilator lokal untuk tangani COVID-19

Hammam mengatakan rumah sakit daerah juga memerlukan ventilator portabel itu.

Kemampuan portable ventilator setara dengan bag valve mask (BVM) ventilation, yang sering dikenal dengan ambu bag.

Pada alat ventilator portabel dilakukan penyesuaian desain untuk memastikan ventilator tersebut dapat diproduksi oleh industri nasional dengan menggunakan material dan komponen yang tersedia.

Baca juga: ITS ciptakan Robot Ventilator bantu penanganan COVID-19

Pembuatan ventilator portabel akan menggunakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hampir 100 persen.

"Kami berfokus untuk menghasilkan ventilator yang dapat dibuat dengan mudah dan cepat oleh industri nasional," ujar dia. 

Oleh karena itu, pilihannya adalah ventilator berbasis mekanisasi (automatic) ambu bag. Dengan alat ini, ambu bag yang normalnya digunakan sebagai alat bantu pernafasan yang dipompa dengan tangan oleh tenaga medis, sekarang dipompa dengan alat yang dimekanisasi menggunakan motor listrik yang dikendalikan secara otomatis.

Baca juga: Erick berharap BUMN dapat produksi ventilator
Baca juga: Menristek: Ventilator portabel untuk tangani COVID-19 diuji Kemenkes

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020