Jakarta (ANTARA) - Viralnya tas yang disebut terbuat dari tulang belakang manusia karya Arnold Putra, mendapat tanggapan dari desainer Ali Charisma.

Pendiri dan ketua Indonesia Fashion Chamber (IFC) ini mengatakan viralnya tas tersebut lebih baik tidak perlu direspon lebih lanjut. Sebab menurutnya, hal ini hanya akan menaikkan pamor dari Arnold terlepas benar atau tidaknya klaim tulang manusia tersebut.

"Kalau itu benar, sudah pasti melanggar hukum. Jadi menurut saya tidak perlu dibahas juga kalau itu benar tulang manusia, karena komentar kita baik buruk maupun bagus hanya akan menaikkan pamornya dia," kata Ali saat dihubungi Antara, Selasa.

Baca juga: Bikin geger, desainer Indonesia buat tas dari tulang manusia

Baca juga: Tas baru Gucci disebut mirip ember pel sampai keranjang cucian


"Tapi saya kurang setuju juga kalau itu benar, itu kemanusiaannya enggak ada, itu keji," lanjutnya.

Secara estetika, karya Arnold dinilai Ali cukup original. Hanya saja, apakah tas tersebut merupakan asli buatannya atau tidak belum bisa dibuktikan, apalagi tempat asalnya tidak diketahui.

"Lumayan original kayak Rick Owen lah tapi kalau Rick Owen based-nya jelas kalau ini kayak suatu kebetulan. Saya tidak yakin apa benar-benar dia yang buat atau bagaimana. Karena kalau aku lihat belum ketahuan based-nya dari mana ini anak," jelas Ali.

"Kalau ngomongin jeleknya, ya bisa aja dia beli dari mana terus dipost, bisa jadi itu tulang kambing atau apa, tapi dia bilang seperti itu," lanjutnya.

Sementara itu, Ali juga belum pernah mendengar nama Arnold Putra sebagai seorang perancang busana di Indonesia.

"Aku selidiki backgroundnya di Instagram pribadi dia traveler, kalau yang Instagram officialnya itu baru banget, dia juga ngepost nya baru beberapa produk dan produknya juga enggak nyambung atau enggak satu konsep atau kurang matang," ujar Ali.

Ali menambahkan, "Kalau yang ini memang unik sih bentukannya tapi kalau dibilang tulang manusia, saya hilang rispeknya. Ya semoga aja saya salah."

Baca juga: Tren tas mikro di dunia fesyen

Baca juga: Jangan biasakan mencangklongkan tas di pergelangan tangan

Baca juga: Tas tangan Margaret Thatcher dilelang

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020