Saat diperiksa yang bersangkutan mengaku sebagai Ketua Kelompok Anarko Sindikalis Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Petugas Polda Metro Jaya menangkap seorang pria berinisial A (25) lantaran nekat berusaha mencuri helm milik Polantas di kawasan Semanggi.

"Saat diperiksa yang bersangkutan mengaku sebagai Ketua Kelompok Anarko Sindikalis Indonesia," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di  Jakarta, Kamis.

Dikatakan, peristiwa percobaan pencurian dan penangkapan terhadap yang bersangkutan terjadi pada Minggu (12/4).

"Sekitar 12 April yang lalu terjadi tindak pidana pencurian dengan pemberatan di daerah sekitar Pos Lantas, ada seseorang berinisial A yang mencuri helm pada saat itu," kata Yusri.

Baca juga: Polisi selidiki kelompok Anarko Sindikalisme

Petugas yang melihat hal itu langsung mengejar dan menangkap pelaku untuk kemudian diamankan di Polda Metro Jaya. Saat diperiksa petugas itulah, A mengaku dirinya Ketua Kelompok Anarko Sindikalis Indonesia.

"Pada saat pemeriksaan kepada yang bersangkutan, di dadanya ada tato yang mirip dengan yang beredar saat ini, kelompok Anarcho. Mungkin juga sudah beredar di media sosial yang ada, yang bersangkutan, sempat mengeluarkan statemen kalau dia pimpinan Anarko pada 2015 dengan menyebutkan beberapa struktur yang ada," ujar Yusri.

Meski demikian, Yusri mengatakan yang ditangani oleh Polda Metro Jaya adalah perkara pencurian yang dilakukan oleh yang bersangkutan bukan pengakuannya sebagai anggota kelompok Anarko

Dia juga mengatakan masih terlalu dini untuk mempercayai mentah-mentah keterangan yang berikan oleh A soal kelompok Anarko saat diperiksa oleh petugas.

Baca juga: Polisi tangkap 7 pendemo diduga kelompok Anarko

Hal itu karena A ditangkap petugas dalam kondisi mabuk berat dan petugas saat ini sedang memeriksa darah dan urine terhadap yang bersangkutan.

"Yang ditangani Polda Metro jaya adalah masalah pencurian dia, untuk pernyataannya, masih kita dalami semuanya. Saat ditangkap, dia mabuk berat. Kami juga masih mengecek urine dan juga darahnya," pungkasnya.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020