Jakarta (ANTARA) - Badan Anti Doping Dunia (WADA) pada Jumat menuntut jawaban dari China setelah bintang renang negeri itu, Sun Yang, dipanggil masuk pelatnas untuk Olimpiade Tokyo yang jelas merupakan pelanggaran terang-terangan atas larangan terhadap perenang kontroversial itu.

Insiden yang melibatkan juara renang Olimpiade tiga kali itu terjadi dua bulan setelah sang atlet dilarang tampil delapan bulan karena menolak memberikan sampel doping.

Kecuali dia berhasil pada bandingnya nanti, perenang berusia 28 tahun itu tidak berhak mengikuti Olimpiade Tokyo 2021 dan karirnya otomatis berakhir.

Baca juga: Sun Yang banding atas larangan tampil delapan tahun

Baca juga: Laszlo Cseh terpaksa tunda pensiun akibat Olimpiade ditunda


Namun pada Kamis media massa China melaporkan bahwa Sun telah dimasukkan ke daftar perenang yang dipanggil untuk pelatnas renang negeri itu antara 1 April sampai 30 Juni.

Media setempat menyiarkan pemberitahuan yang menunjukkan nama Sun masuk daftar persiapan Olimpiade yang digeser ke 2021 akibat pandemi virus corona.

Asosiasi Renang China (CSA) langsung membantah bahwa pemegang rekor dunia 1.500 gaya bebas putra itu masih menjalani larangan.

"Pemberitahuan sebelumnya itu tidak valid," kata CSA dalam pernyataan singkat seperti dikutip AFP.

Tapi itu tak membuat WADA puas dengan mengeluarkan pernyataan sama singkatnya kepada AFP, Jumat, bahwa "Kami terus mengikuti pihak berwenang terkait untuk mengetahui fakta-fakta dalam soal ini."

Sun berusaha low profile sejak terkena skorsing. Ini adalah pelanggaran doping keduanya setelah pada 2014 dilarang selama tiga bulan karena menenggak obat-obatan terlarang,

Perenang Inggris yang dua kali memperoleh medali perak Olimpiade, James Guy, mengaku kaget dan tak bisa ngomong apa-apa lagi begitu mengetahui kabar Sun tersebut.

Baca juga: Enam kasus kontroversial Sun Yang

Baca juga: Tanpa vaksin, Olimpiade Tokyo diragukan bisa digelar tahun depan

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020