Palembang (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut (BRG) mengajak pemerintah daerah di Provinsi Sumatera Selatan mengembangkan demplot pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) di kawasan lahan gambut untuk mencegah kerusakan serta kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi pada setiap musim kemarau.

"Pemda yang masyarakatnya berhasil dibina membuat demplot pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB), seperti di sejumlah kawasan desa yang memiliki lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Banyuasin diharapkan dapat dikembangkan lagi dengan skala yang lebih besar," kata Dinamisator BRG Provinsi Sumsel, DD Shineba di Palembang, Sabtu.

Masyarakat di desa peduli gambut tersebut, setelah mendapat pembinaan dari tim BRG berhasil membuka lahan tanpa membakar dengan mengembangkan padi hitam, kopi liberika, aneka sayuran dan buah-buahan.

Sebagai gambaran, program restorasi di desa peduli gambut di Kabupaten Banyuasin dalam beberapa tahun terakhir membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.

Baca juga: BRG berdayakan masyarakat desa gambut antisipasi karhutla Sumsel

Baca juga: BRG berdayakan masyarakat desa gambut Sumsel produksi masker


Masyarakat Desa Air Gading, Kabupaten Banyuasin, yang berhasil mengembangkan padi hitam di lahan gambut pada akhir Februari 2020 panen.

"Selain berhasil membuat demplot padi hitam, BRG dalam beberapa tahun terakhir berhasil memfasilitasi pemulihan atau restorasi lahan gambut di Banyuasin dengan perkebunan kopi," ujarnya.

Perkebunan kopi liberika di Desa Air Gading Banyuasin tumbuh berkembang dengan baik bahkan hasil panennya menjadi produk unggulan dan dipasarkan ke luar wilayah Sumsel.

Kopi liberika adalah jenis kopi yang bisa dikembangkan di dataran rendah dan kawasan gambut.

Kemudian sayuran dan buah-buahan yang bisa dikembangkan di dataran rendah dan kawasan gambut seperti timun suri, cabai dan kacang panjang, kata Shineba.

Sebelumnya Deputi 3 BRG Dr Myrna A Savitri mengatakan lahan gambut yang terdapat di Kabupaten Banyuasin dan sejumlah daerah Sumsel lainnya cukup luas.

Selama ini lahan gambut belum dikelola secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat, bahkan pada musim kemarau menimbulkan masalah kebakaran lahan yang asapnya dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.

Keberhasilan petani membuat demplot pengelolaan lahan tanpa bakar di Desa Air Gading Banyuasin itu bisa dikembangkan pada lahan gambut yang lebih luas di kabupaten tersebut dan daerah lainnya, kata Myrna.*

Baca juga: Anggota DPR RI nilai dana restorasi gambut Sumsel perlu ditambah

Baca juga: BRG fasilitasi restorasi 656.884 ha gambut di Sumsel

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020