Pontianak (ANTARA) - Kegiatan Pontianak Berkreasi yang diselenggarakan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak yang melibatkan berbagai pihak dalam memperingati hari tari dunia setiap 29 April akan menghadirkan pertunjukan seni tari secara virtual.

"Konsep pertunjukannya secara virtual menyiasati situasi saat ini di tengah wabah COVID-19. Sebelumnya kegiatan di luar seperti Taman Alun-alun Kapuas dan lainnya. Kami dari berbagai elemen ikut terlibat untuk menampilkan seni tari untuk menyukseskan inovasi kegiatan Disporapar Pontianak tersebut," ujar pemilik Ismunandar Motion, Ismunandar di Pontianak, Rabu.

Selain pihaknya ada juga terlibat yakni Sanggar Kijang Berantai dan Ikatan Mahasiswa Seni (IKANMAS) Prodi Seni FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.

"Dalam perhelatan menggunakan media daring ini ada terlibat 120 orang penari dan 50 orang pemusik ," kata dia.

Baca juga: Hari Tari se-Dunia di Pontianak dimeriahkan ratusan penari

Baca juga: Samsuri dan Mudjo Setyo nari 24 jam non stop


Ia menjelaskan bahwa penari dan pemusik berproses di rumah masing- masing dengan menggunakan media daring.

"Kemudian untuk menyatukan sajian tari dan musiknya koreografer, komposer di bantu oleh videografer melakukan editing, menata dan merangkai tari agar menjadi sajian yang utuh dan itu pun dilakukan di rumah masing - masing," kata dia.

Kembali ia menjelaskan bahwa konsep sajian tarinya merespon dari keadaan saat ini terkait dengan wabah COVID- 19 seperti yang disajikan oleh Sanggar Kijang berantai dengan karya Tari Berjibaku.

Demikian pula dengan Ismunandar Motion menyajikan karya tari Batas Ruang yang beranjak dari pembatasan aktivitas di luar dengan jaga jarak sosial sehingga bekerja dan belajar serta beribadah di rumah.

"Sedangkan dari IKANMAS menyajikan sebuah tari berjudul Rentak Khatulistiwa tentang semangat, selalu optimis dan kreatif dalam masa sulit ini serta menggelorakan untuk saling membantu dan bekerjasama," kata dia.

Terkait dampak COVID-19 terhadap pekerja seni tari menurut Ismunandar tentu sangat berdampak besar. Ia menyebutkan bahwa beberapa kegiatan dan permintaan masyarakat untuk penampilan seni ditunda atau dibatalkan.

"Secara ekonomi ini sangat terasa dari penghasilan pekerja seni dalam menghidupi keseniannya dan dirinya. Solusi saat ini adalah dengan mengalihkan sajian pertunjukan dengan cara daring atau virtual meskipun itu belum bisa menjanjikan banyak. Tapi bisa menjadi alternatif dan bila terbiasa secara kreatif pekerja seni akan menemukan cara yg lebih baik dalam meningkatkan hasil atau pendapatan dalam menggeluti profesi sebagai pekerja seni," katanya.*

Baca juga: "Solo Menari 24 Jam" diikuti ribuan penari

Baca juga: Rektor ISI buka peringatan Hari Tari Dunia

Pewarta: Dedi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020