Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) perlu memetakan dan mengkaji kendala-kendala dalam sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang telah berlangsung dua bulan ini.

Sehingga sistem pendidikan yang dilakukan untuk meminimalisasi penularan selama pandemik virus Corona (COVID-19) itu semakin berjalan optimal.

"Mendorong bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk memetakan dan mengkaji kendala-kendala yang ada selama sistem PJJ diterapkan, terutama kendala yang terjadi di daerah terpencil sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kemudian dicarikan segera solusi terbaiknya," ujar Bamsoet dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemendikbud: Aplikasi SPADA bantu pembelajaran jarak jauh

Bamsoet meminta Kemdikbud membuat kurikulum yang fleksibel diterapkan sehingga guru bisa memilih yang cocok sesuai kompetensi dan tidak membebani siswa.

Kurikulum yang fleksibel itu diperlukan mengingat setiap sekolah dan daerah memiliki level kompetensi fundamental yang berbeda, baik dalam literasi, numerisasi maupun hal lainnya.

Bamsoet mendorong pemerintah terus memastikan proses sekolah melaksanakan pendidikan jarak jauh dan digitalisasi pendidikan berjalan secara optimal.

Baca juga: KPAI terima 213 pengaduan pembelajaran jarak jauh

Sehingga, proses belajar-mengajar sesuai target pemerintah dengan menggunakan sistem PJJ dapat terlaksana.

Selain itu, Bamsoet juga mendorong pemerintah menyediakan pelatihan virtual bagi para guru selama masa pandemik COVID-19, sehingga mereka mendapat pemahaman yang baik mengenai pola mengajar melalui sistem PJJ, mengingat kesiapan guru sangat diperlukan dalam proses PJJ.

Baca juga: Strategi guru SDN Menteng Dalam atasi murid kesulitan kuota internet

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020