Sangat penting bagi kita semua untuk meningkatkan pemahaman guna memastikan agar kelompok rentan khususnya perempuan dan lansia tidak termarjinalkan akibat dampak pandemi, baik dari aspek sosial, kesehatan fisik maupun mental, ketidaksetaraan, dan as
Jakarta (ANTARA) - Sebagai salah satu bentuk implementasi program pemantauan kelompok rentan terdampak pandemi COVID-19 secara komprehensif, KBRI Washington DC melaksanakan seminar daring bertajuk “Bugar-Sehat Bagi Lansia di Bulan Puasa di Tengah Pandemi COVID-19” pada Selasa (12/5).

Kegiatan yang diselenggarakan atas kerja sama antara KBRI Washington DC, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI), Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, dan Pos Kesehatan Diaspora KBRI Washington DC tersebut menghadirkan narasumber ahli dan praktisi kesehatan antara lain Kusumowardhani, seorang psikolog dan Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, dan Ufara Zuwasti, seorang dokter diaspora Indonesia yang bekerja sebagai radiologis residen di New Jersey.

“Acara ini merupakan salah satu bentuk kemitraan yang sangat baik dan produktif antara APPI dan KBRI. Selain tema yang sangat relevan, pengetahuan yang dapat kita gali dari para narasumber yang sangat kompeten ini akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi pemirsa, khususnya para WNI di Amerika Serikat, untuk terus sehat dan bugar,” kata Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Washington DC/Wakil Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Iwan Freddy Hari Susanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu.

Tidak hanya memaparkan teori mengenai bagaimana agar sehat dan bugar baik secara jasmani dan rohani selama berpuasa di tengah wabah, kegiatan penyuluhan kesehatan virtual melibatkan langsung pemirsa melalui sesi interaktif, salah satunya adalah bagaimana cara untuk mengenali dan mengelola tekanan stres.

Baca juga: KBRI Washington gelar penyuluhan kesehatan mental bagi WNI lansia
Baca juga: Deteksi dampak COVID-19, KBRI Washington pantau kesehatan WNI lansia


Pasalnya, ketika tidak dikelola dengan baik, tekanan psikologis berganda dapat memicu stres akut yang dapat berujung pada termarjinalkannya kelompok-kelompok rentan, dalam hal ini para perempuan dan lansia.

Menariknya, tidak hanya praktisi kesehatan, kegiatan ini juga menghadirkan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak periode 2009-2014 Linda Amalia Sari Gumelar, yang juga salah satu tokoh dan pegiat bidang kemanusiaan terkemuka di Indonesia, sebagai salah satu narasumber.

“Sangat penting bagi kita semua untuk meningkatkan pemahaman guna memastikan agar kelompok rentan khususnya perempuan dan lansia tidak termarjinalkan akibat dampak pandemi, baik dari aspek sosial, kesehatan fisik maupun mental, ketidaksetaraan, dan aspek perekonomian. Upaya seperti ini perlu terus dilakukan untuk membangun kesadaran kita semua,” ujar Linda Gumelar memberikan simpulan paparannya.

Para pemirsa yang hadir juga turut memberikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan ini. Salah satunya adalah Gabby Hasnan, seorang WNI asal Virginia.

“Sangat informatif. Banyak pengetahuan baru yang sangat bermanfaat. Semoga kegiatan seperti ini terus dilaksanakan ke depannya,” ujarnya.

Seminar daring ini dilaksanakan secara langsung  melalui laman Facebook KBRI Washington DC dan saat ini telah dilihat lebih dari 1.400 kali.

Tidak hanya berasal dari wilayah District of Columbia, Maryland dan Virginia (DMV), sebagian pemirsa juga berasal dari wilayah lain di AS seperti Florida dan New Jersey, serta beberapa daerah di tanah air antara lain Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Utara.

Baca juga: KBRI Washington DC berikan 2.000 masker untuk WNI di AS
Baca juga: KBRI Washington DC salurkan ratusan paket sembako untuk WNI di AS


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020