Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah dipicu peringatan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell dalam pidatonya Rabu (13/5) malam.

Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.865 per dolar AS.

"Sentimen utama pelemahan rupiah hari ini adalah peringatan Powell akan risiko besar yang masih dihadapi oleh perekonomian karena wabah COVID-19," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Rupiah berpotensi terus lemah, pasca-The Fed tepis opsi bunga negatif

Powell mengatakan bahwa bank sentral AS akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk memerangi kejatuhan ekonomi yang parah akibat pandemi COVID-19, dalam acara webcast dengan Peterson Institute for International Ekonomi (PIIE).

Pernyataan itu muncul setelah berbagai data menunjukkan pandemi terus merusak perekonomian terbesar di dunia itu.

Amerika Serikat mencatat rekor kehilangan pekerjaan sebanyak 20,5 juta pada April, dan tingkat pengangguran naik menjadi 14,7 persen.

Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah 28 poin

Lebih dari 1,38 juta kasus COVID-19 dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat pada Rabu sore (13/5) dengan lebih dari 83.000 kematian

Namun, Ariston menambahkan, tekanan terhadap rupiah tidak besar karena banyak investor masih yakin dengan perekonomian Indonesia terbukti dengan tingginya minat terhadap surat utang negara (SUN).

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.893 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.885 per dolar AS hingga Rp14.934 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.946 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.887 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020