Disiplin kami untuk mempertahankan unit ekonomi yang kuat di semua cabang adalah hal yang menjadikan ini peluang investasi yang menarik
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan (startup) akomodasi Bobobox meraih pendanaan Seri A sebesar 11,5 juta dolar AS yang dipimpin oleh Horizons Ventures dan Alpha JWC Ventures, termasuk investor eksisting dan baru seperti Kakao Investments, Sequoia Surge dan Mallorca Investments.

Dengan pendanaan tersebut, startup berbasis di Bandung, Jawa Barat, itu berencana untuk meningkatkan fitur dan pengalaman keseluruhan pod (ruang kapsul) dengan mengembangkan tim teknologi dan memperkuat model manufaktur dan operasinya serta menembus pasar baru di Asia Tenggara setelah pandemi COVID-19.

"Terlepas dari turbulensi akibat pandemi ini, kami bersyukur masih dapat mengunci investasi dari investor global. Disiplin kami untuk mempertahankan unit ekonomi yang kuat di semua cabang adalah hal yang menjadikan ini peluang investasi yang menarik. Model pengoperasian ramping kami juga memungkinkan kami mempertahankan laju, sehingga kami memiliki landasan pacu yang lebih lama dan lebih kuat, dibandingkan dengan pemain akomodasi tradisional," kata Pendiri & CEO Bobobox Indra Gunawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Indra mengklaim pihaknya berhasil beradaptasi dengan situasi pandemi yang terjadi merujuk pada tingkat keterisian pod yang hanya turun 50-60 persen pada Maret lalu sementara bisnis serupa banyak yang harus tutup.

Co-founder dan President Bobobox Antonius Bong mengatakan pandemi juga membuka peluang bagi mereka. Pasalnya, sejumlah orang orang memilih akomodasi kamar kapsul untuk meningkatkan pengalaman kerja-dari-rumah (work from home) mereka.

"Beberapa orang memilih menginap dengan jarak terdekat ke tempat kerja mereka untuk menghindari perjalanan panjang ke tempat kerja, serta membatasi paparan mereka pada fasilitas publik yang penuh sesak," kata Antonius.

Ia menambahkan pihaknya juga telah memasang lebih dari 100 kapsul di rumah sakit sebagai tempat berlindung yang nyaman bagi dokter dan petugas kesehatan sehingga mereka dapat beristirahat lebih baik sambil tetap dekat dengan pasien mereka.

Fitur kamar kapsul tanpa kontak dan fasilitas yang sepenuhnya terdesinfeksi dinilai menjadi kekuatan perusahaan dalam pengembangan bisnis. Fitur tersebut pun dinilai akan menjadi tren baru setelah COVID-19.

"Untuk sementara, kami akan fokus pada fitur dan protokol baru untuk mengatasi situasi COVID-19, seperti proses check-in/check-out tanpa kontak serta standar kebersihan yang ketat. Kami juga mengembangkan produk dan layanan bernilai tambah baru dan menarik yang akan melengkapi pengalaman menginap para tamu kami sambil memberikan bisnis dengan aliran pendapatan tambahan untuk lebih memperkuat unit ekonomi," tambahnya.

Managing Partner di Alpha JWC Ventures Chandra Tjan mengatakan pihaknya yakin Bobobox bisa mengatasi badai COVID-19 dengan dukungan fundamental dan model bisnis yang kuat.

"Dengan kinerja mantap yang telah kami lihat sejak kami pertama kali berinvestasi di Bobobox pada tahun 2018, kami yakin Bobobox tidak hanya dapat mengatasi badai ini, tetapi juga berusaha untuk menjadi pemimpin industri di kawasan itu. Kami sangat senang untuk melanjutkan kemitraan ini," katanya.

Sejak pengumuman pendanaan terakhirnya tahun lalu, Bobobox telah menambah enam lokasi baru di tiga kota yakni Bandung, Jakarta, dan Semarang.

Perusahaan saat ini mengoperasikan delapan bangunan dengan total lebih dari 500 pod, dan tingkat hunian rata-rata 80-90 persen sebelum COVID-19. Startup itu juga memiliki empat lokasi baru di tiga kota yang siap diluncurkan sesuai dengan kondisi COVID-19.

Baca juga: Menkominfo harap startup kolaborasi untuk atasi pandemi
Baca juga: Bisnis startup e-commerce, kesehatan dan edutech berpeluang untung


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020