Mesin partai di PDIP sampai saat ini terus bergerak dalam situasi apa pun
Surabaya (ANTARA) - DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya memberikan alasan belum menentukan bakal calon wali kota Surabaya meski pilkada serentak ditunda akibat pandemi COVID-19.

"Mesin partai di PDIP sampai saat ini terus bergerak dalam situasi apa pun, meski DPP PDIP belum mengumumkan nama calon untuk maju di Pilkada Surabaya," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Adi Sutarwijono saat ditemui di Kantor DPC PDIP Surabaya, Jumat.
Baca juga: KPU Surabaya siap aktifkan PPK dan PPS Pilkada Surabaya


Adi menjelaskan bahwa terkait calon wali kota yang akan diusung itu domain dan kewenangan DPP PDIP. Menurutnya, DPP PDIP punya pertimbangan dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dalam Pilkada Surabaya.

Selain itu, lanjut dia, dalam situasi pandemi COVID-19 ini, pihaknya tidak terlalu tertarik membicarakan urusan pilkada, melainkan lebih banyak dicurahkan dalam gotong-royong dengan rakyat untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Baca juga: KPU tegaskan jadwal pemungutan suara Pilkada Surabaya 2020 tetap


Begitu juga jika nantinya DPP PDIP mengusung calon wali kota Surabaya dari nonkader, Adi menegaskan tetap mengikuti keputusan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Soal rekomendasi adalah domain DPP PDI Perjuangan. Kami tegak lurus pada keputusan ketua umum," ujarnya pula.

Meski demikian, Adi yang juga Ketua DPRD Surabaya ini optimistis PDI Perjuangan akan memenangkan Pilkada Surabaya. Hanya saja, Adi menilai sekarang ini bukan saat yang tepat untuk bicara soal pilkada.

"Sesuai instruksi DPP PDI Perjuangan, perhatian dan energi kami tercurah untuk menangani pandemi COVID-19," katanya lagi.

Saat ditanya soal peran Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai Ketua DPP PDIP ikut menentukan calon wali kota Surabaya. Adi mengaku tidak tahu. Bahkan Adi enggan berandai-andai soal isu PDIP memilih duet kepemimpinan Surabaya harus dari birokrat dan politikus.
Baca juga: SCG nilai tahapan pilkada ditunda berpengaruh ke elektabilitas calon

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020