Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo meyakini sektor pariwisata yang beberapa bulan ini terdampak pandemi COVID-19 akan mulai segera pulih ketika Indonesia mulai memasuki fase normal baru.

Dengan catatan, sektor pariwisata tetap harus memperhatikan protokol kesehatan dalam pelayanan terhadap para wisatawan asing maupun domestik.

"Sudah menjadi sifat alamiah manusia untuk selalu mencari dan menikmati keindahan alam. Usai pandemi berakhir, sektor pariwisata akan menjadi salah satu sektor yang segera bangkit dengan cepat karena akan diserbu oleh berbagai kalangan yang sudah rindu keluar rumah," ujar Bamsoet, sapaan akrabnya, di Jakarta, Selasa.

Bamsoet menyampaikannya saat menjadi keynote speech Webinar "Peluang dan Tantangan Pendidikan Pariwisata Pasca Pandemi COVID-19" yang diselenggarakan dalam memperingati Dies Natalis ke-51 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta.

Mantan Ketua DPR RI tersebut meminta para mahasiswa yang menempuh pendidikan kepariwisataan tak perlu khawatir.

Selain Bali, kata dia, Indonesia juga memiliki berbagai destinasi wisata yang sangat menjanjikan, baik sebagai sumber devisa negara maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Berbagai destinasi menarik tersebut, antara lain Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Morotai (Maluku Utara).

"Jumlah wisatawan asing ke Indonesia juga terus meningkat setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik mencatat di tahun 2018 terdapat 15,81 juta wisatawan asing. Meningkat menjadi 16,11 juta di tahun 2019. Artinya, Indonesia masih menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi para turis," kata politikus Golkar itu.

Pada tahun 2020, diakui Bamsoet, angkanya pasti menurun karena pandemi COVID-19, namun bukan berarti tak bisa bangkit.

Data dari Kementerian Pariwisata, devisa dari sektor pariwisata tahun 2019 tercapai sebesar 20 milyar dollar AS atau setara dengan Rp280 trilyun melampaui penerimaan sektor migas.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia itu menjelaskan pandemi COVID-19 yang datang beberapa bulan terakhir ini justru menjadi tantangan baru bagi para penggelut pariwisata untuk melahirkan ide dan terobosan menyajikan pariwisata yang aman dan sehat, sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah pusat dan daerah untuk memproteksi sektor pariwisata agar tak menjadi episentrum baru penyebaran COVID-19.

Menurut Bamsoet, ke depan akan terjadi perubahan pola sosial masyarakat dan geopolitik akibat pandemi yang perlu direspon cepat oleh sektor pariwisata sebagai peluang.

"Saya memprediksi adanya kecenderungan individualistik, menghindari keramaian, lebih peduli pada kesehatan, keselamatan dan kenyamanan mengacu pada pola hidup dan pangan sehat serta protokol kesehatan COVID-19," ujarnya.

Selain penerapan protokol kesehatan di bandara dan pelabuhan, tambah dia. “Jika diperlukan pemerintah juga bisa meninjau kembali fasilitas bebas visa bagi negara-negara sahabat yang menjadi episentrum penyebara COVID-19.

"Langkah ini penting dilakukan agar sektor pariwisata yang akan menggeliat tak kembali lesu karena penyebaran COVID-19," jelas Bamsoet.

Baca juga: Bamsoet ingatkan dua konsekuensi normal baru

Baca juga: MPR: Gotong royong jadi "senjata" hadapi pandemi

Baca juga: Donasi dari konser amal virtual sudah sampai ke masyarakat

Baca juga: Bamsoet: Tingkatkan kapasitas tes COVID-19 di 5 provinsi

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020