Setiap keputusan untuk membatalkan perpanjangan pemotongan saat ini akan dengan mudah memicu penjualan jangka pendek
New York (ANTARA) - Harga minyak sedikit lebih tinggi setelah bergerak fluktuatif pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor menunggu keputusan mengenai langkah produsen minyak mentah utama selanjutnya tentang pengurangan produksi.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 12 sen menjadi 37,41 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik 20 sen menjadi ditutup pada 39,99 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sedang berdebat kapan akan mengadakan pembicaraan tingkat menteri untuk membahas kemungkinan perpanjangan dari pemotongan yang ada.

Arab Saudi dan Rusia, dua produsen minyak terbesar di dunia, ingin memperpanjang pengurangan 9,7 juta barel per hari (bph) yang disepakati oleh produsen utama pada April. Tetapi saran oleh Presiden OPEC Aljazair untuk bertemu pada Kamis (4/6/2020) tertunda di tengah pembicaraan tentang kepatuhan yang buruk oleh beberapa produsen.

Baca juga: Harga minyak naik lagi, ditopang turunnya persediaan minyak mentah AS

Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab tidak berencana untuk memperpanjang pemangkasan tambahan produksi sukarela 1,18 juta barel per hari setelah Juni, menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah bisa naik bulan depan terlepas dari keputusan apa pun OPEC+.

“OPEC tampaknya 'dibenci jika mereka melakukannya dan dibenci jika mereka tidak' berkenaan dengan pengurangan produksi jangka pendek yang diperpanjang,” kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.

"Setiap keputusan untuk membatalkan perpanjangan pemotongan saat ini akan dengan mudah memicu penjualan jangka pendek, sementara perjanjian untuk memperpanjang pemotongan di luar bulan depan akan memiliki implikasi bearish jangka panjang karena penyesuaian naik untuk perkiraan produksi serpih kuartal ketiga kemungkinan akan diperlukan."

Kekhawatiran tentang kebangkitan produksi serpih AS, yang sudah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, adalah salah satu alasan Moskow hanya mendukung pemangkasan yang diperpanjang hingga Juli daripada menyetujui perpanjangan yang lebih lama, kata sumber yang terlibat pada pembicaraan OPEC+.

Baca juga: Harga emas "rebound," dipicu dolar lemah dan Wall Street hentikan reli

Baca juga: Dolar AS jatuh di tengah momentum penguatan euro


Sementara itu data pemerintah AS pada Rabu (3/6/2020) menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan bahan bakar karena permintaan tetap terganggu oleh pandemi Virus Corona.

"Persediaan minyak besar bertambah di seluruh AS, Eropa, dan Jepang, minggu lalu membebani harga minyak," kata Analis UBS Giovanni Staunovo.

"Juga ketidakpastian apakah OPEC+ menyelesaikan kebuntuan dengan negara-negara dengan tingkat kepatuhannya lemah tidak membantu."

Akan tetapi mengejutkan catatan bullish, Menteri Energi Rusia mengatakan pasar minyak pada Juli dapat menghadapi kekurangan 3-5 juta barel per hari, kantor berita Interfax melaporkan.

Baca juga: Saham Jerman merosot, Indeks DAX 30 ditutup turun 0,45 persen

Baca juga: Saham Inggris hentikan reli 3 hari, Indeks FTSE 100 jatuh 0,64 persen

Baca juga: Saham Prancis melemah, Indeks CAC 40 ditutup turun 0,21 persen


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020