Pasien sudah kami kuburkan dengan protokol COVID-19
Balikpapan (ANTARA) - Seorang pedagang pasar tradisional di Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur yang terkonfirmasi positif COVID-19 dikabarkan meninggal dunia pada Kamis siang.

Pasien dengan kode BPN 135 tersebut berusia 54 tahun. BPN 135 mulai dirawat di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) pada 22 Juni 2020. Keluhannya adalah demam, batuk, dan sesak nafas berat.

“Diketahui juga yang bersangkutan mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi),” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty.

Baca juga: Seorang ibu hamil positif COVID-19 meninggal dunia di Kota Batu

Kemudian hasil uji swab PCM mendapatkan yang bersangkutan positif terinfeksi COVID-19. Dia pun segera dirawat di ruang isolasi khusus untuk perawatan pasien COVID-19. Dia tidak berhasil melewati masa kritis dan akhirnya meninggal dunia.

“Pasien sudah kami kuburkan dengan protokol COVID-19,” lanjut Kepala Dinkes Juliarty.

Baca juga: Satu pasien COVID-19 di Jayapura meninggal dunia

Kasus terbaru ini menambah catatan pasien meninggal dunia yang kini menjadi 4 pasien sejak Maret lampau. Catatan Juliarty juga menyebutkan yang terkonfirmasi positif ada 156 kasus atau bertambah 8 kasus baru. Kemudian yang masih menjalani perawatan 58 kasus. Kasus yang sembuh 95 orang bertambah 14 kasus sembuh yang diumumkan Pemerintah Kota Balikpapan hari ini.

“Kami siapkan satu blok dengan 40 kamar,” kata Direktur RSKD Balikpapan Eddy Iskandar.

Baca juga: Banyak pasien COVID-19 Surabaya meninggal disertai penyakit penyerta

Ia juga menambahkan selain itu RSKD juga masih mencadangkan kamar tambahan sebagai antisipasi kemungkinan terburuk.

Selain menambah jumlah kamar, RSKD juga melayani masyarakat yang ingin melakukan rapid test maupun uji swab TCM untuk berbagai keperluan.

“Jadi kita upayakan semua dilayani di RSKD, baik test swab maupun rapid test,” kata Eddy.

Di sisi lain, menurut Eddy bertambahnya kasus COVID-19 di Balikpapan adalah karena tracking yang semakin luas oleh Dinas Kesehatan. Tracking itu justru upaya untuk pencegahan lebih meluasnya wabah.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020