Itu sebabnya beliau dijuluki sebagai Nabi Bisu
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom menilai mendiang Pendeta Dr Sularso Sopater, yang merupakan Ketua Umum PGI pada 1987-2001, sebagai sosok "bapak" dan pemimpin yang mengayomi dan banyak berkarya.

"Saya menilai beliau sebagai seorang pemimpin yang kebapakan. Beliau menghargai setiap orang sebagai pribadi yang utuh, tidak sungkan untuk menyapa terlebih dahulu, dan selalu siap untuk menolong," kata Pendeta Gomar kepada ANTARA, Jakarta, Sabtu.

Gomar menuturkan Sularso Sopater, yang lahir pada 9 Mei 1934 di Yogyakarta, merupakan sosok yang menghargai dan merangkul orang lain serta berdedikasi tinggi.

"Tidak banyak bicara tapi banyak berkarya. Itu sebabnya beliau dijuluki sebagai Nabi Bisu," ujar Gomar.

Sularso Sopater meninggal pada Jumat (26/6) pukul 18.47 WIB karena gagal ginjal. Pemuka agama Kristen Protestan itu sempat dirawat karena ada gangguan jantung. Sularso meninggalkan tiga anak dan enam cucu.

Baca juga: Persekutuan Gereja: Maksimal jemaat 50 persen dari kapasitas ruangan

Baca juga: PGI: Umat Kristen harus bersatu lawan COVID-19


Sularso menjadi Ketua Umum PGI selama dua setengah periode, pada 1987-2001. Awalnya, dia terpilih secara mendadak karena menggantikan Pdt Dr Soritua Albert Ernest Nababan yang mengundurkan diri karena terpilih menjadi Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

Sularso pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (DPA) RI periode 1993-2003 dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI pada 1987.

Sularso Sopater meraih gelar Master Teologi di Grand Rapids Michigan AS pada 1975, dan gelar Doktor dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta dan pernah juga menjadi Rektor STT Jakarta.

Dia mengajar dokmatika di STT Jakarta sejak 1978. Dia ditahbiskan sebagai pendeta di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Sawokembar pada 1960 dan menjadi pendeta di lingkungan Gereja Kristen Jawa dan juga ketua sinode di GKJ.

Sularso mengikuti jejak ayahnya, Ponidi Sopater, yang menjadi pendeta pribumi pertama di GKJ Gondokusuman, Yogyakarta. Ponidi ditahbiskan pada 1926 dan menjadi pendeta pribumi pertama di lingkungan Sinode GKJ.

Baca juga: PGI minta gereja terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas lokal

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020