hindari membakar lahan dan hutan, karena akan merugikan banyak orang
Provinsi Riau (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru memprediksi Riau mengalami puncak musim kemarau 2020 pada Juli dan Agustus.

"Masyarakat diimbau selalu waspada di puncak musim kemarau tersebut, hindari membakar lahan dan hutan, karena akan merugikan banyak orang," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Sukisno SP di Pekanbaru, Rabu.

Baca juga: Kebakaran hutan-lahan membayangi Riau pada masa pancaroba

Imbauan tersebut disampaikannya juga terkait BMKG mendeteksi pada Rabu pagi sebanyak 16 titik panas diindikasi awal kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau.

Titik panas tersebar di Kabupaten Indragiri Hilir (8), Pelalawan (2), Siak (2), serta masing-masing satu titik di Kampar, Rokan Hilir, Rokan Hulu dan Kota Pekanbaru.

Baca juga: Polres Rohil kerahkan Brimob atasi Karhutla di pesisir Riau

Menurut Sukisno, awal musim kemarau Provinsi Riau terjadi mulai dasarian III Mei (10 hari akhir bulan Mei) di sebagian wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Riau.

Baca juga: BPPT pantau pemanfaatan TMC untuk penanganan karhutla di Riau

Berikutnya pada awal bulan Juni wilayah kabupaten dan kota di Riau lainnya secara bertahap mulai masuk musim kemarau dan hingga akhir bulan Juni seluruh wilayah Riau sudah masuk musim kemarau.

"Berdasarkan dinamika atmosfir sifat hujan musim kemarau tahun ini diperkirakan kategori normal artinya tidak ada penambahan atau pengurangan curah hujan, sedangkan puncak musim kemarau Riau 2020 diprediksi terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2020," katanya.

Baca juga: Bappenas: Solusi masalah karhutla perlu dilihat dari beragam ilmu


 

Pewarta: Frislidia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020