Agar dapat mencapai 'world class government' pada 2024, tantangannya adalah menciptakan Aparatur Sipil Negara yang cerdas (Smart ASN)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo mengungkapkan tantangan Indonesia dalam mewujudkan birokrasi yang berkelas dunia (world class government) pada 2024.

"Agar dapat mencapai world class government pada 2024, tantangannya adalah menciptakan Aparatur Sipil Negara yang cerdas (Smart ASN)," ujar Tjahjo saat menjadi pembicara dalam pelepasan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I angkatan XLIV tahun 2020 di Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, Kamis.

ASN yang cerdas memiliki modal untuk menjadi pemimpin yang baik di masa depan. Sebab memiliki profil yang berintegritas, berpaham nasionalis, berwawasan global, mampu mengakses teknologi informasi dan berbahasa asing, memiliki jiwa kewirausahaan (enterpreneurship), jaringan (networking) yang luas, serta mengutamakan pelayanan masyarakat (hospitality).

Baca juga: Menpan-RB: Tidak benar ada pemecatan PNS dalam reformasi birokrasi

Tjahjo ingin agar birokrasi nanti dipimpin ASN yang lebih banyak mendengar, memahami orang lain, serta berempati.

Ia juga ingin ASN memiliki kemampuan untuk memprediksi segala kemungkinan yang timbul dan memiliki pengendalian diri yang baik dalam menghadapi berbagai persoalan yang datang menerpa. Misalnya, terjadi persoalan internal seperti ketidakcocokan (mismatch) serta tindakan indisipliner, atau yang datang dari eksternal seperti globalisasi dan persaingan serta tuntutan publik.

ASN juga harus membangun kekuatan persuasif sejak dini, sehingga ketika nanti merancang konsep, ia mampu mengkomunikasikan konsepnya dengan baik dan dapat membentuk lingkungan kerja yang kondusif.

ASN juga harus memiliki kemampuan untuk mengatasi keadaan, memegang amanah, serta peduli keselamatan rakyat.

Baca juga: Wapres: Pemangkasan eselon tidak akan kurangi penghasilan ASN

Tjahjo mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kabinet paripurna pada 8 Desember 2015 lalu pernah mengatakan "kita tidak boleh terjebak pada rutinitas business as usual dan monoton,".

"Presiden ingin kita membawa tradisi-tradisi baru, pola-pola baru, dan cara-cara baru," ujar Tjahjo.

Baca juga: Wapres: COVID-19 beri hikmah untuk percepatan reformasi birokrasi

Baca juga: Wapres Ma'ruf minta TIRBN lakukan percepatan perbaikan birokrasi

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020