Harga saham emiten dengan masing-masing kode KAEF dan INAF itu melonjak hampir 25 persen
Jakarta (ANTARA) - Harga saham dua anak usaha BUMN PT Bio Farma (Persero) yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk melonjak pada Selasa seiring uji klinis tahap III vaksin COVID-19.

Pada sesi pertama perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham emiten dengan masing-masing kode KAEF dan INAF itu melonjak hampir 25 persen.

Saham KAEF ditutup naik 335 poin atau 24,36 persen ke Rp1.710 per lembar saham. Sedangkan saham INAF ditutup menguat 300 poin atau 24,9 persen ke Rp1.505 per lembar saham.

Baca juga: Bio Farma berharap vaksin Covid Sinovac diproduksi kuartal I 2021

Frekuensi perdagangan saham KAEF tercatat sebanyak 34.035 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 233,46 juta lembar saham senilai Rp378,56 miliar.

Sementara itu, frekuensi perdagangan saham KAEF tercatat sebanyak 19.772 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 96,15 juta lembar saham senilai Rp138,37 miliar.

Sejak awal tahun hingga hari ini atau year to date (ytd) saham KAEF memang meningkat 36,8 persen. Dalam sebulan terakhir, saham KAEF bahkan meningkat hingga 50 persen.

Sedangkan saham INAF sejak awal tahun hingga kini telah meroket hingga 72,99 persen dan dalam sebulan terakhir tumbuh 51,26 persen.

Indonesia melalui induk BUMN farmasi Bio Farma, siap melakukan uji klinis tahap III untuk vaksin COVID-19.

Sebagai tahap awal uji klinis III, vaksin dari Sinovac, Tiongkok, sudah tiba di Bio Farma pada 19 Juli 2020 sebanyak 2.400 vaksin.

Kedatangan vaksin COVID-19 dari Sinovac akan digunakan untuk kebutuhan fase uji klinis tahap III pada Agustus 2020 mendatang.

Kedatangan vaksin COVID-19 dari China ini, karena dukungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan peran Kementerian Luar Negeri RI yang membantu dalam proses kedatangan vaksin COVID-19 dari Tiongkok hingga ke Indonesia, sebagai diplomatic goods.

Vaksin yang datang pada Minggu kemarin masih memerlukan beberapa tahapan lagi sebelum bisa dilakukan uji klinis pada Agustus 2020.

Tahap yang masih harus dilewati tersebut antara lain pengujian di dalam laboratorium Bio Farma dan beberapa perizinan lainnya.

Uji klinis vaksin COVID-19 ini, akan dilaksanakan di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Unpad, yang akan mengambil contoh sebanyak 1.620 subjek dengan rentang usia antara 18-59 tahun, dengan kriteria-kriteria tertentu.

Sedangkan sisa dari vaksin tersebut, akan digunakan untuk uji di beberapa lab antara lain Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).

Bio Farma berharap jika uji klinis tahap III terhadap vaksin Sinovac China berjalan lancar maka induk BUMN farmasi itu akan memproduksinya pada kuartal pertama 2021.

Baca juga: 2.400 vaksin COVID dari Sinovac China tiba di Bio Farma
Baca juga: Indonesia terima calon vaksin COVID-19 dari China untuk uji klinis III

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020