Sentimen menguat menyusul kesepakatan Uni Eropa dan mengangkat mata uang komoditas, yang cenderung menguntungkan pada saat selera risiko meningkat. ...
New York (ANTARA) - Dolar AS terjungkal ke terendah dalam lebih dari empat bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ketika euro melonjak ke tertinggi terhadap dolar sejak Januari 2019, setelah negara-negara Uni Eropa mencapai kesepakatan rencana stimulus besar-besaran untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terperosok akibat virus corona.

Sentimen menguat menyusul kesepakatan Uni Eropa dan mengangkat mata uang komoditas, yang cenderung menguntungkan pada saat selera risiko meningkat. Dolar Australia naik ke level tertinggi 15-bulan terhadap greenback, mata uang Selandia Baru menyentuh tertinggi enam bulan, dan dolar Kanada naik ke level terkuat dalam enam minggu.

Kesepakatan Uni Eropa -- kompromi mengenai kekhawatiran oleh negara-negara yang dianggap hemat seperti Belanda, Austria, dan Swedia, tentang bantuan untuk lebih banyak tetangga mereka yang lebih boros -- dipuji sebagai sinyal penting persatuan oleh para pemimpin Eropa dan landasan bagi pemulihan ekonomi, tetapi juga mengungkapkan potensi keretakan yang bisa menghambat kesepakatan di masa depan.

"Ini adalah fakta penting yang akhirnya bisa mereka lakukan, mereka membuat semua orang setuju. Ini kurang dari yang saya pikir mereka akan lakukan sehingga pengaruhnya terhadap euro akan terbatas,” kata Joseph Trevisani, analis senior di FXStreet.com.

Baca juga: Dolar turun ketika euro menguat didukung harapan dana pemulihan UE

Hasil menggembirakan dari beberapa uji coba vaksin COVID-19 pada Senin (20/7/2020) juga membuat sentimen tetap kuat dan memberikan dorongan tambahan bagi pasar saham global.

Dalam perdagangan sore, euro menguat 0,69 persen menjadi 1,15275 dolar, setelah sebelumnya mencapai 1,154 dolar per euro, level tertinggi sejak 11 Januari 2019.

Terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dolar jatuh 0,64 persen menjadi 95,123, terendah sejak awal Maret.

Baca juga: Emas melonjak 26,5 dolar dipicu aksi jual dolar, peningkatan stimulus

Analis ING mengatakan mereka mencari "lebih banyak keuntungan menjadi 1,20 dolar akhir tahun ini" karena kelemahan dolar muncul ketika perjanjian dana pemulihan cukup signifikan "untuk tidak mendorong investor keluar dari posisi jangka panjang euro mereka," khususnya terhadap dolar, di mana prospek telah menjadi gelap selama sisa tahun ini.

Dolar Australia melonjak 1,83 persen pada 0,7146 dolar AS, juga terangkat setelah bank sentral menawarkan beberapa kejutan dalam risalah dari pertemuan bulan lalu.

Dalam pidatonya, Gubernur Philip Lowe mengatakan sementara dia lebih suka dolar Aussie yang lebih murah, pemulihan 27 persen dari posisi terendah Maret didukung oleh fundamental.

Baca juga: Rupiah menguat seiring optimisme ditemukannya vaksin COVID-19

Dolar Selandia Baru juga melonjak 1,08 persen menjadi 0,6645 dolar AS, dolar Kanada menguat 0,72 persen menjadi 1,3436 dolar Kanada per dolar AS. Dolar turun 0,45 persen terhadap yen menjadi 106,78 yen.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020