Peserta tidak hanya dalam negeri tapi juga dari luar negeri seperti Eropa, Malaysia dan Singapura
Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menyelenggarakan lomba desain Pasar Godean sebagai upaya untuk merevitalisasi pasar itu menjadi ikon dan percontohan pasar yang mempertahankan ruh tradisionalnya.

"Sampai saat ini sudah ada 91 peserta yang mendaftar baik kelompok maupun perorangan. Peserta tidak hanya dalam negeri tapi juga dari luar negeri seperti Eropa, Malaysia dan Singapura," kata Kepala Disperindag Kabupaten Sleman Mae Rusmi Suryaningsih di Sleman, Kamis.

Menurut dia, dalam pelaksanaan sayembara ini pihaknya bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY.

Adapun total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp154 juta dengan rincian juara I Rp100 juta, juara II Rp30 juta, juara III Rp15 juta, harapan I Rp5 juta, dan harapan II Rp4 juta.

"Pemenang akan ditentukan pada September 2020, dengan juri kehormatan Bupati Sleman," katanya.

Baca juga: Pasar belut Godean wisata kuliner khas Sleman

Revitalisasi Pasar Godean, kata dia, bukan semata bangunan fisik saja namun harapannya desain yang dihasilkan dapat menyajikan ruang perdagangan, di mana ada interaksi yang hangat antara penjual dan pembeli serta mempertahankan ruh ketradisionalan sebuah pasar.

"Ruh ketradisionalan yang dimaksud yaitu guyub, urup (hidup), penuk (enak/nyaman) prasojo (sederhana), unik, ndalan (sesuai alur) dan kalangan," katanya.

Ia mengatakan Pasar Godean berdiri di atas lahan seluas 11.261 meter persegi dengan 1.988 pedagang yang menjual beragam komoditas. Pasar Godean juga memiliki kekhasan tersendiri sebagai pasar kripik belut dan sepeda.

"Sebelum sayembara, kami juga melakukan kesepakatan bersama dengan pedagang Pasar Godean terkait jumlah pedagang, nama pedagang, dan komoditasnya, agar nanti pada proses relokasi dan penempatan kembali tidak ada masalah," katanya.

Baca juga: Ganjar tata pasar tradisional perkuat daya tarik Candi Borobudur

 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020