Jakarta (ANTARA) - Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) di Jakarta mendorong para pelaku usaha kopi di Indonesia untuk memanfaatkan pasar konsumen kopi di Taiwan.

"Biji kopi yang diproduksi di Indonesia sudah berhasil memasuki pasar Taiwan. Indonesia selalu menjadi negara besar di Asia yang memproduksi biji kopi, dan Indonesia pernah menjadi negara pengekspor terbesar biji kopi mentah ke Taiwan," kata TETO dalam sebuah pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin.

Taiwan bukan produsen biji kopi, kebanyakan biji kopi harus diimpor, Taiwan mengimpor lebih banyak biji kopi mentah daripada biji kopi panggang.

Menurut data statistik Taiwan, sebelum 2015, dari jumlah keseluruhan impor biji kopi dari berbagai negara ke Taiwan, ada seperempat yang berasal dari Indonesia, namun proporsinya telah menurun dari tahun ke tahun setelah 2015.

Pada 2019, dari jumlah keseluruhan kopi yang diimpor dari berbagai negara ke Taiwan, hanya 12 persen yang berasal dari Indonesia.

Sumber biji kopi mentah yang diekspor ke Taiwan berangsur-angsur berubah ke negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan, seperti Brasil dan Kolombia, serta negara-negara Afrika seperti Ethiopia.

Meskipun demikian, kopi luwak Indonesia dan kopi Mandailing dari Sumatera masih menjadi produk yang tidak asing bagi warga Taiwan, dan juga memiliki banyak penggemar di Taiwan.

Untuk itu, pihak TETO terus mendorong para petani dan pengusaha kopi Indonesia untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada di Taiwan.

"Yakin jika melalui strategi pemasaran dan promosi yang baik, bekerja sama dengan pedagang atau petani biji kopi dari seluruh Indonesia, mengendalikan kualitas dan kuantitas, selain bisa memperkenalkan lebih banyak jenis biji kopi Indonesia ke kedai kopi waralaba lokal Taiwan, juga bisa menghubungi minimarket Taiwan untuk memasarkan biji kopi Indonesia," kata TETO dalam pernyataannya.

Selain teh, warga Taiwan juga menyukai kopi. Setiap orang minum lebih dari 200 cangkir kopi setiap tahun, dan konsumsinya meningkat 20 persen per tahun. Pasar konsumsi kopi di Taiwan, menurut TETO, bernilai lebih dari 80 miliar dolar Taiwan (sekitar Rp40 triliun).

Di Taiwan, ada lebih dari 15.000 toko yang menjual kopi yang digiling dan diseduh langsung, termasuk kedai kopi rantai besar seperti Starbucks, kedai kopi usaha sendiri, dan minimarket.

Selanjutnya, fasilitas kemudahan yang tersedia dan berbiaya rendah di minimarket di Taiwan telah menjadi pendorong utama dalam memperluas pasar konsumen kopi Taiwan.

Pasar kopi Taiwan juga memiliki beberapa keistimewaan, yaitu kepadatan jumlah kedai kopi yang menggunakan biji kopi yang dipanggang sendiri. Banyak kedai kopi yang beroperasi sendiri mempromosikan biji kopi panggang mereka memiliki aroma unik yang berbeda dengan kedai kopi waralaba lainnya.

Selain itu, kopi specialty dan kopi estate yang diproduksi di berbagai negara di dunia juga sangat populer di kalangan konsumen Taiwan. Banyak kedai kopi yang beroperasi sendiri menggunakan biji kopi spesial dari berbagai negara sebagai citra toko mereka.

Baca juga: Kopi komoditas ekspor potensial Indonesia ke Taiwan
Baca juga: Kopi premium Indonesia diminati pasar Taiwan
Baca juga: Petani Garut sepakati ekspor kopi lima tahun ke Taiwan

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020