Untuk chloroquine kita masih memiliki sekitar enam juta tablet, kemudian hydroxychloroquine sekitar 1,5 juta tablet, dan azithromycin sekitar 3,5 juta tablet
Jakarta (ANTARA) - PT Kimia Farma Tbk memastikan bahwa obat maupun produk yang berkaitan dengan pandemi COVID-19 masih tersedia pada saat ini.

"Untuk chloroquine kita masih memiliki sekitar enam juta tablet, kemudian hydroxychloroquine sekitar 1,5 juta tablet, dan azithromycin sekitar 3,5 juta tablet," ujar Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo dalam public expose di Jakarta, Rabu.

Selama pandemi COVID-19, Kimia Farma mendapatkan penugasan dengan menyiapkan produk-produk terkait seperti chloroquine, hydroxychloroquine, Azithromycin dan Avigan sehingga obat-obatan tersebut meningkatkan penjualan Kimia Farma.

Selain itu, dua sektor yakni ritel dan distribusi mendorong peningkatan pendapatan Kimia Farma selama pandemi COVID-19.

Ia menyampaikan bahwa selama triwulan I tahun ini, skala penjualan yang terjadi masih bersifat umum dan merata terhadap semua produk. Namun, baru ketika terjadi puncak panic buying pada Maret dan April 2020, maka produk-prdouk Kimia Farma yang terkait COVID-19 dan vitamin mulai naik daun.

"Adapun sampai sekarang obat maupun produk-produk tersebut pada Kimia Farma Grup, produk-produk itu tersedia baik produk jadi maupun bahan baku obat cukup tersedia pada kondisi saat ini," katanya.

Sedangkan Direktur Pengembangan Bisnis Imam Fathorrahman menyampaikan bahwa Kimia Farma juga sedang melakukan pengembangan terhadap produk-produk-produk untuk menangani COVID-19.

"Pengembangan produk ke depannya adalah produk-produk yang juga masih dalam uji klinis di dunia internasional seperti Avigan. Kimia Farma juga sedang mengembangkan produk tersebut," kata Imam.

Sebelumnya Kimia Farma menggunakan chloroquine untuk pengobatan COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta. Simulasi yang dilakukan yakni 6 tablet obat per hari.

Selain Chloroquine, perusahaan itu juga memanfaatkan azithromycin dan aluvia (lopinavir dan ritonavir) sebagai bagian terapi COVID-19 di rumah sakit yang sama. Aluvia, yang dikenal sebagai obat HIV sudah digunakan dalam pengobatan COVID-19 di Wuhan.

Baca juga: Pendapatan Kimia Farma naik 32,37 persen, capai Rp2,40 triliun

Baca juga: RUPST Kimia Farma tunjuk Alexander Ginting jadi Komisaris Utama baru

Baca juga: Pertamina-Kimia Farma kerja sama tekan impor bahan baku farmasi

Baca juga: Erick ungkap utang BPJS Kesehatan Rp1 triliun kepada Kimia Farma

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020