Pandeglang (ANTARA) -

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak masyarakat Banten merawat perdamaian untuk mencegah radikalisme dan terorisme yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kita harus mampu mencegah radikalisme dan terorisme karena merupakan bentuk ancaman yang nyata bagi kedamaian Indonesia," kata Inspektur BNPT Buntoro saat dialog "Internalisasi Nilai-Nilai Agama dan Budaya di Sekolah dalam Menumbuhkan Moderasi Beragama" dengan tema "Moderasi Dari Sekolah" di Pandeglang, Banten, Kamis.

Menurut dia, masyarakat Indonesia yang memiliki keanekaragaman kepercayaan, budaya, adat, dan bahasa menjadikan hal itu sebagai kekuatan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca juga: FKPT Banten: Perempuan agen perdamaian cegah radikalisme

Selama ini, kata dia, kehidupan masyarakat sangat dirasakan penuh kedamaian, saling toleransi dan menghargai di tengah keanekaragaman itu.

Oleh karena itu, kedamaian yang sudah dibangun dan dirasakan seluruh rakyat Indonesia harus terus dirawat dan jangan sampai terpecah belah.

"Kita harus merawat perdamaian antarumat beragama. Radikalisme beragama hanya akan memantik kerenggangan harmonisasi yang pada akhirnya berpotensi menjadi aksi terorisme," kata mantan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu.

Ia mengatakan guru berperan penting menyampaikan pendidikan kepada anak didiknya tentang perdamaian sedini mungkin.

Baca juga: KPPPA: Radikalisme-terorisme mengancam anak-anak

Anak didik perlu diajarkan tentang cara mencintai sesama manusia, menghargai perbedaan, dan menjalankan ajaran agama sesuai keyakinan tanpa mengusik keyakinan orang lain.

"Di sekolah guru harus mengajarkan bagaimana membangun perdamaian antarumat beragama dengan dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari," katanya menjelaskan.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten Amas Tadjuddin mengatakan kegiatan dialog ini dihadiri sebanyak 80 peserta dari berbagai elemen mulai perwakilan pemerintah, tokoh agama Islam, Katolik, Kristen, Konghucu, dan guru agama TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.

Baca juga: Ketua MUI: radikalisme menyimpang dari Islam

"Kami berharap melalui kegiatan dialog itu perdamaian dapat terjalin dengan baik dan penuh harmonisasi di tengah keanekaragaman bangsa ini," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020