Jakarta (ANTARA) - Relawan mengalami beberapa tantangan dalam melakukan sosialisasi protokol kesehatan di lingkungan masyarakat, termasuk muncul keraguan akan COVID-19 dan adanya tokoh publik yang mendukung hal tersebut.

"Tugas relawan semakin berat, bukan hanya saat terjadi pandemi saja, sekarang ini karena sudah terlalu lama mungkin ada kejenuhan. Kadang kita ketemu orang bertanya apakah COVID-19 ada atau tidak. Ini yang kadang-kadang jadi tantangan untuk menyosialisasikan," kata Ketua Umum Squad Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI) Subur Rojinawi dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Jumat.

Baca juga: Relawan Satgas COVID-19 fokus promosi protokol kesehatan di 8 provinsi

Dia menceritakan bagaimana di beberapa tempat kesadaran memakai masker sebagai bentuk pencegahan COVID-19 masih kurang. Menghadapi tantangan seperti itu, dia mendorong adanya kolaborasi semua lini baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, serta masyarakat itu sendiri untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Menanggapi tantangan keraguan dari masyarakat terkait COVID-19, Koordinator Satgas COVID-19 NU dr. Muhammad Makky Zamzami mengatakan perlu ada usaha konstan untuk mempromosikan protokol kesehatan dan menjelaskan COVID-19 dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat.

Namun, dia mengaku muncul tantangan lain ketika ada tokoh publik yang menyebarkan informasi belum terverifikasi yang dapat menimbulkan keraguan masyarakat akan risiko infeksi COVID-19.

Baca juga: Relawan Muslim KL suplai makanan WNI terisolasi di dua flat

Baca juga: GTPP: Pasien sembuh COVID-19 agar jadi relawan pencerah


"Dalam informasi saat ini yang kita sudah bangun tiba-tiba ada serangan dari publik figur yang tidak percaya dan lain-lain, ini yang kadang-kadang mengganggu ritme kita dalam menyampaikan informasi," kata Makky dalam diskusi tersebut.

Karena itu, Satgas COVID-19 NU terus memberikan sosialisasi ke masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan dan alasan kesehatan di balik langkah itu. "Bahasa sederhana harus digunakan dan pemerintah harus melawan penyebaran isu hoaks terkait COVID-19," tuturnya.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020