Beberapa daerah belum memahami bahwa ini adalah kunci dalam beberapa bulan setelah karantina wilayah dan dalam jangka panjang,
Madrid (ANTARA) - Pemerintah Spanyol mempertahankan penanganan terhadap pandemi COVID-19 meskipun data resmi menunjukkan jumlah kasus COVID-19 negara itu menyusul Inggris.

Spanyol mengambil alih posisi Inggris terkait jumlah total kasus tertinggi di Eropa Barat.

"Tindakan yang tepat sedang diambil untuk mengendalikan pandemi yaitu berkoordinasi dengan daerah", kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, setelah para ahli mempertanyakan kebijakannya. "Data menunjukkan bahwa kami sangat aktif dalam melacak dan mendeteksi virus."

Baca juga: Spanyol masuk resesi, hapus pencapaian 6 tahun terakhir
Baca juga: Sejarawan UI sebut pandemi COVID-19 mirip wabah flu spanyol 1918


Data kementerian kesehatan menunjukkan 1.486 kasus baru didiagnosis pada hari terakhir, sehingga total kumulatif menjadi 322.980, dibandingkan dengan 311.641 di Inggris.

Penyakit itu merenggut 65 nyawa di Spanyol selama tujuh hari terakhir. Lebih dari 28.000 orang telah meninggal akibat penyakit tersebut di Spanyol, sementara lebih dari 46.000 telah meninggal di Inggris.

Pemerintah juga mengatakan telah menguji hampir 7,5 juta orang sejak awal pandemi, dengan lebih dari 400.000 diuji dalam seminggu terakhir saja.

Pada paruh pertama bulan April, Spanyol berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat dalam total kasus sebelum mengendalikan tingkat infeksi yang melonjak melalui karantina wilayah nasional yang ketat.

Namun, kasus COVID-19 kembali naik sejak keadaan darurat dicabut enam minggu lalu, dengan rata-rata infeksi harian melonjak dari 132 pada Juni menjadi hampir 1.500 dalam 10 hari pertama Agustus.

Dalam sebuah surat yang diterbitkan di jurnal Lancet minggu lalu, sekelompok ahli kesehatan Spanyol menyerukan evaluasi independen terhadap penanganan krisis oleh pemerintah dan menyoroti sejumlah kekurangan.

Salah satu penandatangan, Ildefonso Hernandez Aguado, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Miguel Hernandez Alicante, mengatakan kurangnya staf pelacakan yang memenuhi syarat memungkinkan penyakit itu menyebar tanpa terlihat.

"Beberapa daerah belum memahami bahwa ini adalah kunci dalam beberapa bulan setelah karantina wilayah dan dalam jangka panjang," katanya, menekankan bahwa pihak berwenang harus mulai merekrut dan melatih personel baru secepat mungkin.

Sumber : Reuters

Baca juga: Positif COVID-19, Perez kemungkinan besar membalap kembali di Spanyol
Baca juga: Jadwal renovasi Camp Nou makin diundur akibat pandemi COVID-19

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020