Kendari (ANTARA) - Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, mendorong gerakan konsumsi pangan lokal  guna mengurangi ketergantungan konsumsi beras sebagai sumber karbohidrat.

"Strategi kebijakan diversifikasi pangan pemerintah melalui tiga pendekatan yaitu, teknologi, bisnis, dan kearifan lokal," kata Ali Mazi, dalam acara Gerakan Diversifikasi dan Ekspose UMKM Pangan Lokal Tahun 2020 di Kendari, Rabu.

Gerakan diversifikasi pangan itu, digelar serentak di seluruh Indonesia dan terkoneksi secara virtual dengan Kementerian Pertanian di Jakarta yang dihadiri oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo

Menurut Ali Mazi, diversifikasi dengan pendekatan teknologi,  dilakukan melalui pemanfaatan teknologi pengolahan pangan. Nantinya, hasil olahan pangan ini dapat disandingkan dengan beras/nasi sebagai menu makanan sehari-hari," .

Dengan memanfaatkan teknologi, bentuk asli pangan lokal yang sudah ada di masyarakat dapat diubah baik tampilan maupun dengan memperkaya nilai gizi yang dikandungnya.

"Patut disyukuri adalah sumber daya pangan lokal di daerah kita seperti sagu, ubi kayu, dan jagung cukup berlimpah dan telah lama dijadikan pangan pokok lokal oleh sebagian besar masyarakat Sultra,” jelas gubernur.

Bahkan, tambah gubernur, beberapa olahan pangan lokal telah menjadi kuliner khas daerah yang dapat dinikmati tamu yang berkunjung ke Sultra, seperti sinonggi, kasuami, dan kabuto.

"Eksistensi kuliner khas Sultra ini dapat terus ditumbuhkembangkan melalui pendekatan kedua, yakni pendekatan bisnis. Dilakukan dengan pola industrialisasi berbasis korporasi, serta peningkatan kuantitas produksi dan pemasaran bagi para pelaku UMKM di bidang pangan lokal," tutur Ali Mazi.
 
Gubernur Sultra, Ali Mazi saat mengunjungi sejumlah stand UMKM yang bergerak di bidang pengolahan pangan lokal. (ANTARA/HO-Kominfo Sultra)



Peran pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan terkait sangat dibutuhkan untuk mendorong pengembangan UMKM pengolah pangan lokal agar lebih berdaya guna dan lebih produktif dalam meningkatkan kegiatan usahanya.

“Selain itu, diharapkan pihak perbankan dapat terus memberikan kemudahan kepada UMKM dalam mengakses kredit modal usaha, dan pihak swasta kiranya dapat menumbuhkan kemitraan dengan UMKM dalam produksi, pengolahan, dan pemasaran pangan lokal,” paparnya.

Pendekatan ketiga yang tak kalah pentingnya, jelas Ali Mazi, adalah pendekatan kearifan lokal yakni dengan mempertahankan kearifan lokal terhadap budaya pola pangan setempat dengan tetap memperhatikan higienitas dalam proses produksi.

"Sosialisasi dan promosi kepada masyarakat harus terus digencarkan untuk menguatkan keyakinan masyarakat bahwa konsumsi pangan lokal perlu dipertahankan, baik dari sisi kesehatan maupun pelestarian budaya," ungkap Ali Mazi.

Olahan pangan lokal yang banyak dikembangkan di Sultra adalah tepung yang bersumber dari aneka umbi, sagu, pisang, sukun, dan labu kuning. Ke depan diharapkan aneka tepung ini dapat diolah lebih lanjut sebagai pangan pokok mensubstitusi beras dan terigu sebagai sumber karbohidrat.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020