Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pembinaan Kualitas Unit Donor Darah Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) dr Robby Nur Aditya menyebutkan hingga saat ini lebih dari 200 pasien yang telah menerima atau menjalani terapi plasma konvalesen se-Indonesia.

“Sudah lebih dari 200 pasien yang menerima terapi plasma konvalesen. Kebanyakan di Pulau Jawa dimana Jakarta dan Surabaya menjadi mayoritas,” kata dia dalam rangka momentum perayaan HUT PMI ke-75 saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Terapi plasma konvalesen secara umum merupakan alternatif pengobatan untuk menyembuhkan penderita COVID-19 dengan menerima donor plasma dari pasien yang telah sembuh.

Ia mengatakan tugas PMI dalam menyiapkan terapi plasma konvalesen tersebut pada dasarnya merupakan tugas dari pemerintah yang khususnya dijalankan di bidang pelayanan darah.

Baca juga: Sekantong darah di tengah pandemi COVID-19

Baca juga: Uji coba plasma darah COVID-19 Takeda Jepang dijadwalkan bulan ini


Dalam pelaksanaannya, kata dia, PMI terus berupaya dalam menggaet para pendonor plasma konvalesen dimana orang yang baru sembuh dari COVID-19 diharapkan mau menyumbangkan plasma darahnya.

“Sekarang kami terus mencoba ini agar mereka mau menyumbangkannya karena sudah mengandung antibodi,” ujarnya.

Namun, di sisi lain PMI mengalami kesulitan dalam mengakses data. Sebab, data pasien yang sudah sembuh berada di rumah sakit. Sehingga, terkadang PMI berupaya menghubungi pihak rumah sakit untuk membuka akses data tersebut.

Hal tersebut dilakukan agar PMI kemudian dapat membujuk calon donor agar mau menyumbangkan plasma darahnya. Apalagi ia mengakui bahwa pasien COVID-19 yang telah sembuh terkadang masih memiliki perasaan malu dan takut.

Terkait hal itu, PMI mencoba untuk secara konsisten mengampanyekan bahwa donor plasma konvalesen merupakan bagian dari berbagi manfaat oleh para penyintas COVID-19.

Terlebih lagi, ujar dia, akan lebih bermanfaat lagi jika plasma darah pasien COVID-19 yang telah sembuh dapat disumbangkan bagi mereka yang masih sakit sehingga nilai manfaat darah tersebut akan lebih.

“Istilahnya ada kepuasan tersendiri secara psikologis kalau mereka yang telah sembuh mau menyumbangkan darahnya untuk kesembuhan orang lain,” kata dia.*

Baca juga: Kemenkes uji klinis fase 2 dan 3 plasma konvalesen COVID-19

Baca juga: PMI utamakan laki-laki sebagai pendonor plasma konvalesen

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020