Kita sudah resesi, bahkan perlambatannya sudah mulai terjadi di kuartal I. Tanda-tandanya sudah mulai bukan di kuartal II tapi kuartal I pun, sebenarnya sudah signifikan
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan bahwa sebenarnya tanda-tanda akan terjadinya resesi pada perekonomian Indonesia untuk tahun ini sudah mulai terlihat sejak kuartal I-2020.

“Kita sudah resesi, bahkan perlambatannya sudah mulai terjadi di kuartal I. Tanda-tandanya sudah mulai bukan di kuartal II tapi kuartal I pun sebenarnya sudah signifikan sekali pertumbuhan ekonominya terkoreksi,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.

Febrio mengatakan tanda-tanda terjadinya perekonomian Indonesia mengalami resesi pada tahun ini dilihat dari realisasi pertumbuhan pada kuartal I yang tergolong rendah yaitu 2,97 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 5,07 persen (yoy).

Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tersebut juga mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen dibandingkan kuartal IV tahun sebelumnya yang tercatat 4,97 persen (yoy).

Baca juga: Sri Mulyani perkirakan ekonomi 2020 tumbuh minus 1,7-minus 0,6 persen

Selanjutnya ia menuturkan pelemahan ekonomi terjadi semakin dalam pada realisasi kuartal II yakni terkontraksi mencapai 5,32 persen (yoy) dan minus 4,19 persen jika dibandingkan dengan kuartal I 2020.

Sementara itu Febrio menyebutkan untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang diperkirakan masih akan menyentuh zona negatif yakni antara minus 2,9 persen sampai minus 1 persen.

Meski demikian, menurutnya meskipun pertumbuhan ekonomi kuartal III diproyeksikan berada dalam zona negatif namun masih akan lebih baik dibandingkan dengan realisasi kuartal sebelumnya.

Baca juga: Pemerintah yakin ekonomi kuartal III membaik meski dibayangi resesi

Baca juga: Ketua Komisi XI DPR yakin dampak resesi RI tak akan berkepanjangan


“Kalau kita lihat data kuartal I sudah melambat di bawah 5 persen, kuartal II apa lagi itu dalam sekali, kuartal III kita perkirakan berada di sekitar minus 2,9 persen sampai minus 1 persen. Berati memang sudah resesi,” tegasnya.

Sementara itu, ia memastikan pemerintah terus berupaya untuk mendorong perekonomian agar realisasi pertumbuhan pada kuartal IV bisa lebih baik meskipun secara keseluruhan tahun ini akan berada di teritori negatif yaitu minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.

“Nah harapannya kuartal IV akan membaik apa tidak, ini yang menjadi fokus ke depan sebenarnya. Kalau resesi sebenarnya kita sepanjang tahun ini sudah resesi,” katanya.

Baca juga: Pemerintah targetkan pertumbuhan ekonomi di RAPBN 2021 jadi 5 persen

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020