Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengawasi ketat tiga daerah dalam kategori zona merah (risiko tinggi) COVID-19 yang akan melakukan pemungutan suara pada Pilkada Serentak 2020.

"Dari delapan daerah yang menggelar pilkada serentak, tiga daerah termasuk zona merah COVID-19 yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Karawang," kata Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, di Bandung, Selasa,

Ketiga daerah itu, kata dia, saat ini sedang menjalani tahapan kampanye dan pada 9 Desember 2020 akan melaksanakan pemungutan suara pilkada.

Baca juga: Tingkat keterisian RS rujukan COVID-19 di Jabar di atas batas WHO

Ia mengatakan klaster pilkada serentak berpotensi muncul jika tidak ada upaya pencegahan dan antisipasi. Salah satu hal yang dipertimbangkan adalah tes bagi pemilih yang akan datang ke tempat pemungutan suara.

"Tentang daerah yang akan melakukan pilkada, karena dikhawatirkan ada klaster baru, ada masukan agar ada tes bagi mereka yang ingin mencoblos," ujar Kang Uu.

Tes bagi pemilih ini, menurut dia, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu bagaimana teknis, metode, serta target dan keterjangkauan. Apakah tes dilakukan dengan cara RDT atau uji usap (swab). Kemudian apakah dilakukan sebelum atau setelah mencoblos, atau di kedua kesempatan itu.

Baca juga: Gubernur deklarasikan Pilkada Serentak 2020 Jabar aman dari COVID-19

"Termasuk yang harus diperhitungkan, apakah tes akan berlaku bagi pemilih dari segala umur, atau hanya menyasar usia rentan di atas 40 tahun atau yang diketahui memiliki penyakit penyerta," katanya.

Dalam menangani COVID-19, kata Uu, Satgas selalu merujuk pada data dan kajian ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

"Kami belum bisa memutuskan karena ini harus dikaji secara ilmiah. Keputusan Pemprov Jabar tidak akan lepas dari kajian-kajian ilmiah sehingga bisa dipertanggungjawabkan," kata Kang Uu.

Baca juga: Pemilih di Pilkada Serentak 2020 Jabar mencapai 11,6 juta

Termasuk yang harus dipertimbangkan, kata Uu, ketersediaan logistik di tiga kabupaten penyelenggara pilkada tersebut. Menurut Uu, saat ini alat tes PCR (tes swab) di Jabar sudah menipis. Jumlah pengetesan per pekan semakin berkurang, biasanya per pekan mencapai 50.000 sampel, namun laporan terakhir sekarang baru 36.000 sampel.

"Oleh karena itu, Pemprov Jabar saat ini belum dapat memutuskan perihal kemungkinan tes COVID-19 bagi pemilih. Mudah-mudahan minggu depan atau sebelum hari-H bisa ada keputusan,” katanya.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020